Kamis 18 Jun 2020 11:05 WIB

Pedagang Pasar Solok Keluhkan Rendahnya Daya Beli Masyarakat

Rendahnya daya beli masyarakat membuat stok komoditi yang terjual sedikit

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Rendahnya daya beli masyarakat membuat stok komoditi yang terjual sedikit. Ilustrasi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Rendahnya daya beli masyarakat membuat stok komoditi yang terjual sedikit. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK - Para pedagang di Pasar Raya Solok, Sumatera Barat mengeluhkan rendahnya daya beli masyarakat meskipun sejumlah komoditi harganya sudah berangsur turun. Antara lain seperti bawang merah dari sebelumnya mencapai harga tertinggi Rp 50 ribu kini turun jadi Rp 28 ribu per kilogram.

"Rendahnya daya beli masyarakat membuat stok komoditi yang terjual sedikit. Biasanya saya membawa bawang merah ke pasar sekitar 300 kilogram habis terjual dalam sehari. Sekarang terjual tidak sampai setengahnya," kata seorang pedagang bawang di Pasar Raya Solok Anto (53) di Solok, Kamis.

Baca Juga

Ia mencontohkan para pelanggannya yang biasanya membeli bawang dua kilogram untuk kebutuhan rumah tangga, sekarang hanya mampu membeli setengahnya. Kondisi ini membuat penjualannya terus turun.

Selain daya beli yang rendah, turunnya penjualan juga diperparah masih sepinya pengunjung pasar akibat pandemi Covid-19. Masyarakat masih takut ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur dan hanya berbelanja di warung-warung dekat rumah.

"Apalagi sebelumnya ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jadi masih banyak warga yang takut keluar rumah apalagi ke pasar," kata dia.

Selain belanjaan para ibu rumah tangga, usaha rumah makan dan restoran yang selama ini menjadi pembeli paling banyak juga belum banyak yang membuka usahanya. Kalaupun sudah buka, mereka masih mengurangi porsi belanjaan yang akan mereka jual sehingga kebutuhan sayur dan cabai pun dikurangi yang menyebabkan pedagang cabai merasakan dampaknya.

Anto memperkirakan penurunan daya beli masyarakat saat ini mencapai 70 persen meskipun sudah memasuki era normal baru. Pedagang lain Wati (45) mengatakan harga komoditi saat ini sudah lebih stabil. Harga cabai merah dijual Rp 16 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 20 ribu per kilogram.

Kemudian harga cabai rawit turun menjadi Rp 20 ribu dari sebelumnya mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Tomat Rp 10 ribu per kilogram atau naik dari biasanya hanya Rp 5 ribu per kilogram. Menurutnya salah satu bumbu dapur yang naik cukup tinggi hanya jahe merah yang biasanya Rp 30 ribu sekarang jadi Rp 200 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Pasar Dinas Koperasi Perdagangan dan UKM Kota Solok Asrul mengatakan pihaknya sudah mendengar keluhan para pedagang terkait turunnya daya beli masyarakat. Hal ini tak lepas dari kondisi sekarang. Pemerintah juga hanya bisa mengikuti alur yang terjadi dan melakukan operasi pasar jika satu komoditi tertentu naik terlalu tinggi.

Turunnya pengunjung pasar beberapa waktu lalu juga disebabkan pengunjung dan pedagang harus mengikuti aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 untuk bertransaksi di dalam pasar. Saat mulai PSBB ada tiga pos pengendalian Covid-19 di beberapa titik pasar.

Tiap pengunjung yang akan masuk diperiksa suhunya. Akibatnya selama beberapa bulan kemarin kunjungan masyarakat menurun karena adanya aturan ketat PSBB di Sumbar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement