Kamis 18 Jun 2020 11:07 WIB

Eks Kapten MU: Omong Kosong tak akan Musnahkan Rasialisme

Neville muaka perilaku rasialisme terus terulang.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah demonstran memegang poster ketika ribuan orang berdemonstrasi mendukung gerakan Black Lives Matter di sebuah taman di Amsterdam, Rabu (10/6). Serangkaian protes di kota-kota Belanda terkait kematian George Floyd di Minnesota pada 25 Mei 2020 serta protes di seluruh Amerika Serikat dan dunia. Floyd, seorang pria kulit hitam, meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menekan satu lutut di lehernya bahkan setelah dia meminta sambil berbaring terborgol di tanah.  Foto AP / Peter Dejong
Foto: AP / Peter Dejong
Sejumlah demonstran memegang poster ketika ribuan orang berdemonstrasi mendukung gerakan Black Lives Matter di sebuah taman di Amsterdam, Rabu (10/6). Serangkaian protes di kota-kota Belanda terkait kematian George Floyd di Minnesota pada 25 Mei 2020 serta protes di seluruh Amerika Serikat dan dunia. Floyd, seorang pria kulit hitam, meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menekan satu lutut di lehernya bahkan setelah dia meminta sambil berbaring terborgol di tanah. Foto AP / Peter Dejong

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Mantan bek kanan timnas Inggris dan Manchester United, Gary Neville, kunci keberhasilan memerangi perlakuan tidak adil berlandaskan rasialisme di pentas sepak bola adalah lewat kepemimpinan yang kuat.

Selain itu, Neville juga menyebut, sudah saatnya para pemangku kebijakan dan pemilik klub melakukan tindakan nyata, ketimbang kampanye-kampanye dan slogan kosong.

Pada Rabu (17/6) waktu setempat, winger Manchester City, Raheem Sterling, meluncurkan kampanye terbaru antirasialisme dan diskriminasi lewat akun media sosialnya.

Dalam kampanye tersebut, Sterling menuntut adanya perubahan dalam keterwakilan warga kulit hitam dan etnis minoritas (BAME), baik di lembaga pemerintah ataupun organisasi olahraga di Inggris. Kampanye itu memiliki slogan,''Perubahan itu harus terjadi, dan harus terjadi saat ini.''.

Tidak hanya itu, Ketua Organisasi Anti Rasialisme dan Diskriminasi Rasial di sepak bola, Kick It Out, Sanjay Bhandari, juga telah mendorong adanya keberagaman dan keterwakilan warga BAME di industri sepak bola Inggris.

Sebanyak 20 persen dari jajaran direksi klub atau 25 persen pelatih di klub-klub Inggris diharapkan berasal dari latar belakang BAME.

Neville, yang memiliki separuh kepemilikan klub League Two, Salford City, mengakui, hingga saat ini klubnya belum mempunya platform untuk mendukung kebijakan tersebut. Namun, Neville bertekad untuk menerapkan kebijakan tersebut di Salford City. Neville pun mendukung adanya perubahan dalam keterwakilan warga BAME di industri sepak bola.

''Saya rasa, hal itu memang harus terjadi sekarang. Sebelumnya, kami tidak pernah berbuat hal itu di Salford City. Mungkin sepanjang karier saya di Manchester United, Anda tidak pernah mendengar saya berbicara soal isu ini. Itu bukanlah kepemimpinan yang baik,'' kata Neville, yang kini dipercaya sebagai pundit di Sky Sports tersebut, Kamis (18/6).

Lewat kepemimpinan yang kuat, mantan kapten MU itu mengatakan, upaya memerangi ketidakadilan rasial di industri sepak bola akan secara perlahan diberantas.

Tidak hanya itu, mantan pelatih Valencia itu menegaskan, pada saat ini semua slogan dan kampanye soal anti rasialisme dan diskriminasi itu sudah harus diterjemahkan dalam aksi nyata dengan menerapkan kebijakan yang pro kesetaraan rasial di klub masing-masing.

''Akhirnya, sekarang saatnya untuk berhenti bicara dan melakukan tindakan. Dari situlah, kita akan dinilai sebagai pemimpin. Dalam beberapa pekan terakhir, ada begitu banyak kampanye. Saya rasa, kampanye sudah harus berhenti. Sekarang saatnya melakukan aksi nyata. Dalam beberapa bulan mendatang, kita akan dinilai berdasarkan apa yang kita lakukan tentang isu ini bukan dari apa yang kita bicarakan,'' papar mantan pemain yang mengantarkan United meraih delapan titel Liga Primer Inggris dan dua trofi Liga Champions tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement