REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Pengadilan Israel mengeluarkan keputusan untuk menunda pekerjaan penghancuran makam Muslim di Jaffa, Rabu (17/6). Rencananya, kompleks pemakaman tua ini akan dialihfungsikan menjadi bangunan Pusat Tunawisma.
Dikutip di The Jerusalem Post, meski pengadilan telah mengeluarkan keputusan penundaan, bentrokan tetap berlanjut antara warga Jaffa dan polisi Israel. Bahkan, sejumlah pengunjuk rasa ditangkap karena dirasa mengganggu ketentraman dan kenyamanan warga sekitar.
Beberapa pendemo ditangkap karena berusaha memasuki kompleks pemakaman dengan paksa. Selain itu, mereka juga melemparkan batu dan menyemprotkan gas air mata ke arah polisi.
Pemakaman yang diketahui bernama El-Asaf ini telah berdiri sejak abad ke-18. Keberadaannya ditemukan pada bulan April 2018 ketika Pemerintah Kota Tel Aviv mulai menggali untuk membangun fondasi Pusat Tunawisma yang direncanakan.
Sebelumnya, sebuah bangunan yang berasal dari zaman Ottoman berdiri di pekarangan yang sama. Adapun protes yang dilakukan karena menolak rencana pembangunan yang telah direncanakan pemerintah kota berubah menjadi tindakan kekerasan dalam beberapa waktu terakhir.
Dua peristiwa pembakaran terjadi di pusat Kota Jaffa pada Jumat (12/6) malam. Dalam satu kasus, sebuah truk perusahaan air Eden dinyalakan dan menyebabkan kerusakan parah pada mobil yang diparkir di dekatnya.
Tim pemadam kebakaran dan penyelamat tiba di lokasi dan menghubungi polisi. Mereka mulai menyelidiki keadaan dan latar belakang insiden tersebut.
Selain itu, sebuah koktail Molotov dilemparkan ke gedung kota Tel Aviv. Akibat dari kejadian itu, sebuah jendela di gedung tersebut hancur dan botol plastik berisi gas dilemparkan ke dalam. Api menyebabkan kerusakan parah pada setidaknya satu kantor di gedung itu.