REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Otoritas China dan Norwegia telah menyimpulkan bahwa ikan salmon Norwegia yang dieksor ke China bukan sumber dari virus Covid-19 yang ditemukan di papan talenan di pasar makanan Beijing. Hal itu disampaikan Menteri Perikanan dan Makanan Laut Norwegia, Odd Emil Ingebrigtsen, pada Rabu (17/6).
Melansir reuters, Kamis (18/6), pejabat China dan Norwegia sebelumnya melakukan pertemuan pada Selasa (16/6). Kedua negara telah menyimpulkan bahwa sumber wabah virus Covid-19 bukan berasal dari ikan dari negara Nordik.
"Kami dapat menghapus ketidakpastian dan penghentian ekspor salmon ke China," katanya dalam konferensi video dengan wartawan.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah pakar di China menyangsikan ikan salmon sebagai pembawa virus. Hal ini menyebabkan orang-orang di Pasar Induk Xinfadi dan sekitarnya terinfeksi Covid-19.
Peneliti senior di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC) Zeng Guang, Ahad (14/6), mengatakan bahwa berdasarkan analisis awal atas dua kasus terdahulu menyebutkan virus corona yang baru saja merebak berbeda dengan salah satu temuan di China. Data awal mengarah pada satu varietas yang bermutasi dari Eropa, demikian dilaporkan China Daily.
Kepala Epidemiolog CCDC Wu Zunyou sebelumnya mengatakan bahwa habitat alami ikan tidak akan tertular virus Corona. Namun ikan tersebut bisa tertular dari para pekerja penangkapan atau pengiriman.
Menurut laman laman berita Jiemian.com, China mengimpor 80.000 ribu ton salmon dingin dan beku setiap tahun dari Chile, Norwegia, Kepulauan Faeroe, Australia, dan Kanada.