Kamis 18 Jun 2020 15:12 WIB

Mantan Menteri Kehakiman Jepang Ditangkap atas Kasus Korupsi

Mantan menteri kehakiman Jepang Katsuyuki Kawai dan istrinya ditangkap

Rep: Lintar Satria/Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Mantan menteri kehakiman Jepang Katsuyuki Kawai dan istrinya ditangkap. Ilustrasi.
Foto: Yoshitaka Sugawara/Kyodo News via AP
Mantan menteri kehakiman Jepang Katsuyuki Kawai dan istrinya ditangkap. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mantan menteri kehakiman Jepang, Katsuyuki Kawai, dan istrinya yang seorang anggota parlemen, Anri Kawai, ditangkap. Pada Kamis (18/6) stasiun televisi NHK melaporkan keduanya ditahan atas dugaan politik uang. Mereka ditangkap atas dugaan pembelian suara.

Penangkapan ini akan menjadi pukulan keras bagi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang sudah kehilangan banyak dukungan. Pasalnya Abe memiliki hubungan dekat dengan Katsuyuki Kawai.

Baca Juga

Dukungan terhadapnya juga terus menurun setelah kritikusnya menilai ia tidak mampu mengatasi wabah virus corona. Kebijakannya memperpanjang usia pensiun jaksa penuntut dan janjinya untuk membantu usaha kecil menengah serta perusahaan pariwisata juga dipertanyakan.

Media Jepang melaporkan Katsuyuki dan istrinya diduga menawarkan jutaan yen dalam bentuk uang tunai pada 100 orang sebelum pemilihan House of Councillors tahun 2019 lalu yang akhirnya dimenangkan oleh Anri. Katsuyuki mengundurkan diri sebagai menteri pada Oktober lalu karena skandal tersebut.

Sebelumnya pasangan tersebut mengundurkan diri dari Partai Demokrasi Liberal yang berkuasa. The Japan Times melaporkan Katsuyuki terungkap membayar staf lebih banyak daripada yang diizinkan undang-undang.

Dalam pemilihan tahun 2019 lalu Anri Kawai berhasil mengalahkan anggota parlemen veteran Kensei Mizote. The Japan Times melaporkan jaksa menduga Katsuyuki adalah orang yang berada di balik kampanye istrinya.

Mantan menteri itu dituduh menawarkan 50 ribu hingga 100 ribu yen dalam bentuk uang tunai pada pendukung mereka di Prefektur Hiroshima. Uang itu diberikan pada anggota dewan kota dan prefektur serta kepala pemerintahan setempat.

"Saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan politik yang memalukan dalam hati nurani saya, juga tidak melawan hukum," kata kantor berita Kyodo mengutip perkataan Katsuyuki pada Rabu (17/6).

Anri juga menolak melakukan pembelian suara. Sehari sebelum penangkapan, dia mengatakan bahwa pengacaranya telah menyarankannya untuk tidak berkomentar seputar kasusnya.

Anri kawai juga diduga memberikan uang kepada pemberi suara setempat. Pengadilan Distrik Hiroshima memvonis sekretaris Anri Kawai selama 18 bulan karena membayar staf kampanyenya terlalu banyak.

Pengadilan menyatakan Hiroshi Tatemichi bersalah karena menggaji 14 staf kampanye Kawai melebihi anggaran yang ditetapkan undang-undang yakni sebesar 15 ribu yen per orang. Total uang yang diberikan Tatemichi pada para staf dari 19 dan 23 Juli tahun 2019 lalu adalah sebesar 2,04 juta yen.

Anggota parlemen tidak dapat ditangkap saat masa parlemen sedang berlangsung. Sesi Parlemen berakhir pada Rabu dan sehari berikutnya Anri pun ditangkap atas kasus yang menjeratnya.

Abe menjabat sebagai pemimpin negara pada Desember 2012 dan November tahun lalu menjadi perdana menteri terlama di Jepang. Jabatannya sebagai perdana menteri akan berakhir pada September 2021.

Akan tetapi, jajak pendapat menunjukan dukungan terhadapnya telah menurun hingga 30 persen. Terlebih lagi tanggapannya menangani penyebaran virus korona di Jepang meski dia sedang berjuang untuk mengurangi dampak wabah pandemi pada ekonomi terbesar ketiga di dunia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement