REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan, omset sektor ritel tidak bisa langsung kembali 100 persen meski pusat perbelanjaan sudah dibuka sejak 15 Mei lalu. Sebab penerapan physical distancing membuat pengunjung dibatasi.
"Dengan pembukaan aktivitas perdagangan tidak bisa langsung kembali 100 persen omsetnya. Hanya saja paling tidak, ada omset yang masuk," ujar dia dalam webinar pada Kamis, (18/6).
Konsumen pun, kata dia, saat ini telah berubah. Tidak hanya karena pandemi Covid-19, tapi juga ada peralihan masyarakat mulai berbelanja online, sehingga turut memengaruhi bisnis ritel.
"Konsumsi saat ini mengalami penurunan sekitar 30 persen. Sementara, pola transaksi kelas menengah banyak shifting ke digital platform," kata Agus.
Dirinya menambahkan, dalam tata kenormalan baru atau new normal, pemerintah menekankan aktivitas perdagangan harus prioritaskan menjaga kesehatan sekaligus keselamatan masyarakat. "Dalam hal ini protokol kesehatan sangat penting, juga perlu mempunyai kesadaran dan disiplin tinggi, khususnya ritel modern dan perbelanjaan," tutur dia.
Dalam melakukan kegiatan perdagangan, lanjutnya, diharuskan menggunakan masker, jaga jarak, membersihkan tangan, mengurangi sentuhan terhadap benda seperti lift dan lainnya. "Kita harus gotong royong sehingga perekonomian tetap berjalan," tegas Agus.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini terkoreksi hingga 2,97 persen, sebelumnya pada kuartal terakhir tahun lalu mencapai 5,02 persen. "Adanya penurunan drastis karena situasi Covid-19," jelasnya.