REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Pemerintah China menyatakan tak memiliki niat untuk mencampuri atau mengintervensi pemilu di Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump disebut meminta bantuan Presiden China Xi Jinping untuk memenangkan pilpres pada November mendatang.
“China selalu berpegang pada prinsip non-intervensi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian dalam pengarahan pers pada Kamis (18/6), dikutip laman China Global Television Network.
Mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton telah menulis buku berjudul “The Room Where It Happened: A White House Memoir”. Buku yang rencananya dirilis pada 23 Juni itu mengungkap sejumlah informasi sensitif terkait kebijakan luar negeri pemerintahan Trump.
Satu di antaranya adalah perihal pertemuan Trump dan Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, tahun lalu. Pada kesempatan itu, Trump disebut meminta bantuan Xi untuk memenangkan pilpres AS mendatang.
“Trump, yang menakjubkan, mengalihkan pembicaraan ke pemilihan presiden AS mendatang, menyinggung kemampuan ekonomi China dan memohon kepada Xi untuk memastikan dia menang,” tulis Bolton dalam bukunya, dikutip laman South China Morning Post.
Departemen Kehakiman AS telah mengajukan gugatan terhadap Bolton pada Selasa (17/6). Mereka berupaya menyetop penerbitan buku tersebut. Hal itu karena Bolton dianggap telah melanggar perjanjian non-pengungkapan yang ditandatanganinya sebelum menjabat sebagai penasihat keamanan nasional AS.
Trump sendiri telah melancarkan serangan terhadap Bolton. Menurutnya, Bolton sudah melanggar undang-undang dengan mencantumkan berbagai informasi rahasia dalam bukunya. “Ini adalah informasi yang sangat rahasia dan dia tidak memiliki izin,” ujarnya.