REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, pemerintah RI berkomitmen untuk memperpanjang kontribusi ke Palestina, Rakhine State, dan Afghanistan melalui Regional Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Terkait Palestina, Retno mengaku telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB dan bekerja sama dengan badan pengungsi Palestina atau UNRWA.
"Komisaris Jenderal menghargai kelanjutan dukungan Indonesia kepada UNRWA tidak hanya dukungan politik tetapi juga keuangan," ujar Retno dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Kamis (18/6).
Retno mengatakan, telah menegaskan kembali dukungan Indonesia untuk kelanjutan kerja UNRWA dalam mengatasi situasi kemanusiaan bagi pengungsi dengan lebih baik. Pemerintah RI menilai perlunya membangun UNRWA yang lebih efektif dan efisien serta upaya untuk merevitilisasi UNRWA melalui reformasi di seluruh sistem dan meningkatkan transparansi manajemen.
"Saya menegaskan kembali komitmen Indonesia pada kelanjutan pendanaan untuk UNRWA," ujarnya. Beberapa LSM kemanusiaan dan dermawan Indonesia, kata Retno, juga telah memberikan dukungan keuangan untuk UNRWA.
"Saya juga mengkonfirmasi keikutsertaan Indonesia dalam UNRWA mendatang yang akan mengadakan konferensi menteri virtual pada tanggal 23 Juni 2020," ujar Retno menambahkan.
Selain dukungan keuangan untuk UNRWA, Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas bantuan keuangan ke Palestina melalui pemerintah Palestina. Pemerintah di atas UNRWA, RI juga menyalurkan asisten langsung ke pemerintah Palestina. Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk memperpanjang kontribusi ke Palestina, negara bagian Rakhine, dan Afghanistan melalui ICRC.
Selain itu, Retno pada Senin (15/6) lalu telah melakukan pembicaraan panjang yang baik dengan utusan khusus sekretaris jenderal PBB untuk Myanmar, Duta Besar Christine Burgener untuk membahas situasi terkini di negara bagian Rakhine. Retno mengatakan, situasi di negara Rakhine tetap mengkhawatirkan karena situasi keamanan, sehingga perencanaan repatriasi Rohingya menjadi lebih sulit. Situasi kemanusiaan di Cox's Bazar, tempat pengungsi Rohingya di Bangladesh juga perlu lebih banyak perhatian terlebih di masa pandemi yang membuatnya semakin buruk.
"Keadaan yang sulit ini tidak akan menghentikan upaya kami untuk memberikan bantuan kepada orang-orang," kata Retno.