Kamis 18 Jun 2020 18:57 WIB

Kemendag akan Berikan Insentif ke Sektor Ritel

Insentif untuk sektor ritel akan diberikan selama enam bulan ke depan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah)  didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (kedua kiri) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N Mandey (kiri) mneyapa kasir saat menghadiri inisiasi pelaksanaan Simulasi protap pandemic COVID-19, di Ace Hardware, Jakarta, Selasa (9/6/2020). Simulasi ini bertujuan agar toko perkakas yang akan mulai beroperasi itu harus menerapkan protokol kesehatan
Foto: ANTARA/RENO ESNIR/
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah) didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (kedua kiri) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N Mandey (kiri) mneyapa kasir saat menghadiri inisiasi pelaksanaan Simulasi protap pandemic COVID-19, di Ace Hardware, Jakarta, Selasa (9/6/2020). Simulasi ini bertujuan agar toko perkakas yang akan mulai beroperasi itu harus menerapkan protokol kesehatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto akan memberikan insentif kepada sektor ritel. Hal itu bertujuan menggenjot kembali konsumsi nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

"Terkait insentif bagi bisnis ritel di masa pandemi, kami sudah mengusulkan. Kita sedang berbicara dengan sejumlah kementerian serta lembaga terkait," kata Agus dalam webinar pada Kamis, (18/6).

Baca Juga

Ia menyatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) siap dan ingin melakukan berbagai langkah demi membantu pelaku usaha. Sebab kondisi sekarang ini di luar normal.

Dirinya menyebutkan, selama enam bulan ke depan terdapat beberapa insentif. "Terkait perpajakan, program penundaan pembiayaan kredit, dan juga nanti ada beberapa hal yang berkaitan dengan insentif lainnya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa direalisasikan," ujarnya.

Agus menyebutkan, kontribusi sektor ritel terhadap perekonomian sangat penting, terutama pada sisi konsumsi. Seperti diketahui, konsumsi atau daya beli nasional berkontribusi sekitar 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) selama lima tahun terakhir.

Sayangnya, kini konsumsi masyarakat tertekan. Mendag Agus menyebutkan, konsumsi mengalami penurunan sekitar 30 persen.

"Jadi kita berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya. Tujuannya supaya bisa membuat relaksasi aturan dan regulasi yang memudahkan para pelaku usaha," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement