Kamis 18 Jun 2020 19:21 WIB

Lebarkan Ekspansi, Pharpos Kembangkan Bisnis Kecantikan

Saat ini pasar kosmetik di Indonesia menjadi peluang besar.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Dirut PT Phapros Tbk Barokah Sri Utami (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Keuangan Heru Marsono (kiri), Direktur Produksi Syamsul Huda (kanan), dan Direktur Pemasaran Chairani Harahap (kedua kiri), usai mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/4).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Dirut PT Phapros Tbk Barokah Sri Utami (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Keuangan Heru Marsono (kiri), Direktur Produksi Syamsul Huda (kanan), dan Direktur Pemasaran Chairani Harahap (kedua kiri), usai mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Phapros Tbk kian gencar melakukan ekspansi bisnis. Salah satu portofolio produk yang sedang dikembangkan adalah produk kecantikan berbahan dasar biologi atau sekret metabolit stem cell bersama Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Direktur Utama Phapros Tbk Barokah Sri Utami mengatakan saat ini pasar kosmetik menjadi peluang besar. Perseroan pun menggandeng pusat pengembangan dan penelitian stem cell Universitas Airlangga dalam mengembangkan serum anti penuaan dini (anti-aging) berbahan dasar biologi atau non kimia.

Baca Juga

“Ini merupakan salah satu dukungan kami terhadap hilirisasi riset. Dalam mengembangkan produk ini, kami juga telah mendapatkan pendanaan dari Kemenristek Dikti sebesar Rp 20,2 miliar sejak 2017, sehingga kami harapkan semester dua tahun ini sudah siap diproduksi," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (18/6).

Menurutnya perseroan membidik kalangan menengah ke atas sebagai target konsumen serum kecantikan berbahan dasar biologi pertama di Indonesia. "Hal ini karena prosesnya yang cukup rumit, membutuhkan penelitian yang cukup lama dan menggunakan sel yang diambil dari tubuh manusia, sehingga produk ini dibandrol dengan harga di atas Rp 1 juta per botol," ucapnya.

Perseroan pun menargetkan pendapatan dari penjualan produk ini masih di bawah Rp 3 miliar. Phapros optimistis jumlah tersebut akan meningkat seiring dengan tren kecantikan yang berkembang saat ini dan permintaan pasar.

“Serum ini masih diproduksi secara manual oleh Universitas Airlangga, Surabaya, sehingga saat ini kami belum mematok target yang tinggi untuk penjualan," ucapnya.

Ke depannya Unair berencana memproduksi sekret metabolit stem cell sebagai bahan baku produk ini di dalam mesin bioreaktor yang akan disertifikasi oleh Badan POM RI, setelah itu Phapros akan melakukan formulasi bahan baku tersebut dengan memanfaatkan fasilitas produksi anak perusahaan, PT Lucas Djaja yang terletak di Bandung.

Pada akhir 2019 Universitas Airlangga dan BPOM RI telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di gedung Rektorat Unair, Surabaya terkait pendampingan perizinan edar hasil risetnya. Adapun tiga produk hasil hilirisasi riset yang siap diproduksi adalah stem cell yang bisa digunakan sebagai produk kecantikan hasil hilirisasi riset bersama Phapros, cangkang kapsul dari rumput laut dan allergen.

Sementara Rektor Universitas Airlangga, Muhammad Nasih menambahkan produk hasil riset untuk masyarakat tidak cukup hanya skala laboratorium. "Produksi massal dan legalitas peredaran produk, dibutuhkan pendampingan dan dukungan dari BPOM," ucapnya.

Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan kerja sama yang dilakukan dengan Unair berupa pendampingan dan pembinaan dalam mempercepat perizinan. "Khususnya pendampingan uji klinis karena dalam proses mendapatkan izin edar ada beberapa produk yang harus diuji klinis dulu untuk melihat keamanan, khasiat, dan mutu," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement