REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI menolak untuk mengomentari kritik dari pelatih tim nasional (timnas) Indonesia Shin Tae-Yong yang disampaikan via media Korea Selatan (Korsel). Kritikan itu dipublikasikan pada hari ini, Kamis (18/6).
“Selama belum ada pernyataan langsung dari Shin Tae-Yong atau agensinya kepada kami, kami tidak akan memberikan tanggapan,” ujar pelaksana tugas Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis.
Menurut Yunus, PSSI tidak dapat mengeluarkan konfirmasi apapun karena informasi yang beredar berasal dari media Korsel, menggunakan bahasa setempat dan belum diketahui kevalidannya.
Meski demikian, Yunus melanjutkan, PSSI tetap mencari tahu soal kebenaran berita media tersebut. “Ada tim yang menangani. Tim ini akan langsung tanyakan ke Shin Tae-Yong tentang berita yang terjadi di Korea Selatan,” jelas dia.
Media daring Korsel Naver Sports mengunggah pernyataan Shin Tae-Yong, yang mereka sebut hasil wawancara, pada Kamis (18/6).
Dalam artikel berbahasa Korea tersebut, Shin Tae-Yong mengkritik PSSI yang disebutnya kerap berganti pengurus dan kebijakan. Salah satunya, Ratu Tisha Destria yang mengundurkan diri pada April 2020.
Lalu, Shin melanjutkan, ada seorang pelatih Indonesia di jajarannya yang tidak izin ketika timnas U-19 baru selesai melakukan pemusatan latihan (TC) di Thailand pada awal Februari 2020.
Bagi Shin, itu adalah sebuah kesalahan. Namun, pelatih tersebut justru bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, kata juru taktik yang melatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu, sang pelatih malah diberikan jabatan direktur teknik oleh PSSI.
Kemudian, Shin juga menyoroti soal gaji yang disebutnya beberapa kali diberikan terlambat seperti pada bulan April terlambat dua pekan dan gaji Mei terlambat 10 hari.
PSSI mengontrak Shin Tae-Yong untuk durasi empat tahun sejak akhir Desember 2019. Pria berkewarganegaraan Korsel itu bertanggung jawab untuk tim nasional senior, U-23 dan U-19 Indonesia.