REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak akan menengahi sengketa antara India dan China menyusul bentrokan mematikan antara kedua kekuatan nuklir Asia itu.
"Tidak ada rencana formal," kata juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany kepada wartawan, Rabu (18/6).
Namun, dia mengatakan bahwa Trump mengetahui dan memantau situasi hubungan kedua negara. AS juga menyampaikan belasungkawa kepada New Delhi atas gugurnya pasukan selama bentrokan pada Senin.
Dua puluh tentara India tewas dalam pertempuran di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC), perbatasan de facto India dan China di wilayah Ladakh timur yang disengketakan.
Itu adalah pertama kalinya sejak 1975 China dan India terlibat dalam bentrokan militer yang fatal di sepanjang perbatasan kedua negara, meskipun ketegangan perbatasan sudah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade. China mengklaim wilayah di timur laut India, sementara New Delhi menuduh Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, yang termasuk bagian dari wilayah Ladakh.