REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perluasan sasaran rapid test acak di Yogyakarta akan terus dilakukan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta. Rapid test pada pekan depan rencananya akan digelar untuk karyawan kafe dan restoran.
“Pekan depan ke kafe dan restoran. Jumlah tempat usahanya sudah ada, tinggal mendata jumlah karyawannya untuk ditetapkan jumlah sampel yang akan diambil,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Kamis (18/6).
Menurut dia, pelaksanaan rapid test acak untuk karyawan kafe dan restoran tersebut akan dilakukan dengan metode yang sama dengan kegiatan serupa yang sudah dilakukan selama. Caranya meminta karyawan restoran dan kafe yang dites datang ke Puskesmas terdekat.
“Mungkin pagi hari sebelum karyawan bekerja, mereka datang ke Puskesmas terlebih dulu untuk rapid test,” katanya.
Sebelumnya, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta menggelar rapid test acak dengan berbagai sasaran yaitu 161 pedagang di 10 pasar tradisional, 474 karyawan dari enam mal, dan sekitar 600 masyarakat umum dari 35 kelurahan.
Dari rapid test acak di pasar tradisional diketahui tiga pedagang reaktif dengan satu uji swab negatif, satu masih menunggu hasil, dan satu lainnya warga Magelang.
Sedangkan dari mal diketahui empat karyawan reaktif dengan dua warga Kota Yogyakarta dan dua warga Sleman. Sampai saat ini masih menunggu hasil uji swab.
“Nantinya, juga akan dilanjutkan ke pekerja dengan bidang pekerjaan yang rawan seperti Satpol PP dan Jogoboro serta ke layanan kesehatan,” katanya.
Bahkan, Pemerintah Kota Yogyakarta juga mewacanakan kegiatan uji swab acak apabila permohonan mobil PCR ke BNPB disetujui.
“Berbagai upaya ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persebaran Covid-19 di Yogyakarta pada masa transisi menuju new normal,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Restoran Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Aldi Fadlil Diyanto mengatakan menyambut baik rencana rapid test acak untuk karyawan kafe dan restoran.
“Tentunya kegiatan ini bisa memberikan jawaban ke masyarakat terkait keamanan untuk membeli makanan di restoran,” katanya.
Ia mengatakan, khusus di Kota Yogyakarta terdapat 30 restoran yang tergabung dalam PHRI namun hanya sekitar 10 restoran yang sudah buka pada saat ini.
“Nantinya, yang akan diusulkan menjalani rapid test adalah karyawan dari restoran yang buka tersebut. Kami akan serahkan datanya ke Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan,” katanya.
Pada saat ini, Aldi mengatakan, restoran yang buka menerapkan protokol kesehatan secara ketat yaitu melakukan pengukuran suhu, karyawan mengenakan masker, cuci tangan, dan penerapan jaga jarak.
“Ada pula imbauan untuk membawa pulang makanan, dan jika restoran tersebut semi kafe maka ada pengaturan jarak tempat duduk,” katanya.