REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Penelitian yang dilaporkan Sharma dan Kaur (2020) memang telah menguatkan potensi besar yang terkandung dalam minyak atsiri kayu putih. Termasuk, sebagai pencegah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BPTH), Dr Nur Sumedi mengatakan, banyak sumber menyebut komponen 1,8 cineole yang potensial. Tapi, ia merasa, masih perlu pembuktian empiris lebih lanjut.
"Komponen 1,8 cineole pernah diuji kepada virus beta dan gamma corona lain. Lebih obyektifnya penyertaan 1,8 cineole berpotensi untuk menjadi supportive anti-Covid-19," kata Nur saat menjadi narasumber daring Pojok Iklim, Rabu (17/6).
Ia menuturkan, tentu kabar gembira jika 1,8 cineole terbukti bisa menjadi supportive anti-Covid-19. Apalagi, benih unggul hasil pemuliaan yang sudah dimanfaatkan swasta dan masyarakat umum untuk membangun kebun kayu putih. "Bisa ditingkatkan, hingga negara kita mampu swasembada kayu putih," ujar Nur.
Untuk itu, swasembada kayu putih nasional perlu segara direalisasikan karena masih ada kesenjangan pemenuhan kebutuhan domestik. Suplai minyak kayu putih baru mampu penuhi 650 ton per tahun, tapi permintaan 3.500 ton per tahun.
Ia mengingatkan, swasembada minyak kayu putih akan menjadikan ketergantungan atas impor minyak ekaliptus sebagai minyak subtitusi jadi berkurang. Lalu, akan meningkatkan ekonomi pedesaan dan menciptakan lapangan kerja baru.