Jumat 19 Jun 2020 09:43 WIB

Wall Street Bervariasi di Tengah Klaim Pengangguran

Data menunjukkan lebih dari 1,5 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran.

Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (18/6). Data menunjukkan lebih dari 1,5 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu, lebih tinggi daripada yang diperkirakan para analis.
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (18/6). Data menunjukkan lebih dari 1,5 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu, lebih tinggi daripada yang diperkirakan para analis.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (18/6). Data menunjukkan lebih dari 1,5 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu, lebih tinggi daripada yang diperkirakan para analis.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 39,51 poin atau 0,15 persen, menjadi ditutup di 26.080,10 poin. Indeks S&P 500 meningkat 1,85 poin atau 0,06 persen, menjadi berakhir di 3.115,34 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 32,52 poin atau 0,33 persen, menjadi 9.943,05 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor real estat turun 1,34 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi menguat 1,19 persen ditopang kenaikan harga minyak, menjadikannya kelompok dengan kinerja terbaik.

Klaim pengangguran awal AS mencatat 1,508 juta pada pekan yang berakhir Sabtu (13/6), turun sedikit dari 1,566 juta yang direvisi naik pada minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (18/6). Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan 1,3 juta klaim awal untuk minggu tersebut.

"Ini menandai 11 minggu berturut-turut penurunan dalam tingkat klaim, tetapi menunjukkan klaim mendatar pada tingkat yang tidak pernah terlihat sebelum Lockdown Recession," Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis (18/6).

Investor menjadi gelisah tentang kenaikan infeksi virus corona di beberapa negara bagian AS. Lebih dari 2,17 juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 118.000 kematian pada Kamis sore (18/6), menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement