REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Beberapa wilayah di Indonesia mulai melakukan percepatan tanam pada musim tanam II atau musim gadu. Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk semua kepala derah bergerak bersama mulai melakukan pertanaman padi sehingga ancaman kekeringan yang disampaikan FAO tidak berdampak pada produksi pangan khususnya beras di dalam negeri.
Merespon hal ini Gubernur Provinsi Papua Barat Dominggus Mandacan melakukan pencanangan tanam padi seluas 825 hektar tepatnya di Desa Prafi Mulia SP 1, kecamatan Prafi, Kabupaten Manokwari, kemarin Kamis (18/6). Dominggus menyatakan Kabupaten Manokwari memang wilayahnya potensial sekali sebagai penyedia beras untuk kebutuhan konsumsi penduduknya. Namun demikian, ia pun mengakui jika kebutuhan beras Papua Barat masih sebagian disuplai dari luar daerah.
“Untuk ke depannya, Papua Barat harus selalu mengoptimalkan lahan untuk budidaya padi sehingga bisa berswasembada komoditi ini. Saya meminta semua jajaran pemerintah Papua Barat turun ke lapangan besama, kita melakukan gerakan tanam padi,” demikian dikatakan Dominggus saat pencanangan gerakan percepatan tanam padi tersebut.
Kepala Dinas Pertaniaan Provinsi Papua Barat Jacob Fonataba menambahkan Provinsi Papua Barat telah menetapkan target luas tambah tanam (LTT) bulan April - September 2020 seluas 3.176 hektar, khusus bulan Juni 2020 sebesar 1.517 Ha. Ia menyampaikan petani di daerahnya merasa senang dan semangat atas pemberian bantuan sarana produksi (saprodi) khususnya benih dan alat mesin pertanian (alsintan) selama ini sehingga bisa meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
“Kami dorong terus petani disini untuk segera manfaatkan lahan yang belum tergarap mulai dilakukan olah tanah untuk pertanaman di musim gadu ini,” sebut Jacob.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkomitmen untuk mencapai produksi sesuai target sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Target luas tanam di MT II ini 5,6 juta hektar, sehingga semua jajaran di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan harus bergerak cepat untuk melakukan pemantauan secara masif di setiap wilayah untuk segera tanam, termasuk pertanaman padi di Papua Barat.
“Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu mewanti-wanti ancaman kekeringan dari FAO. Ya itu menjadi tugas kita untuk segera respon gerak cepat mengambil langkah strategis antisipasi hal tersebut. Kementerian Pertanian mendukung penuh pertanaman padi di daerah dengan memberikan bantuan tepat waktu," ujarnya.
Suwandi melanjutkan Kementan melakukan Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT) dan tanam selama Juni sampai September 2020. Sebagai stimulusnya diberikan bantuan sehingga petani bersedia segera lakukan olah tanah kembali, yakni bantuan benih, alat mesin pertanian, pupuk bahkan bantuan dana asuransi pertanian dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Percepatan tanam ini guna mengamankan produksi dan menjaga stabilitas pangan, serta mengatisipasi musim kering yang akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus 2020. Dengan begitu, pasca pandemi, Indonesia terhindar dari krisis pangan. Negara mampu menyediakan pangan rakyat secara mandiri," tukas Suwandi.