Jumat 19 Jun 2020 14:13 WIB

Normalisasi Sungai Citanduy Terhambat Penolakan Warga

Masyarakat menolak normalisasi sungai Citanduy dan Sungai Cikidang

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Petugas membantu warga terdampak banjir di Desa Tanjungsar, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, untuk melakukan evakuasi, Jumat (19/6).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Petugas membantu warga terdampak banjir di Desa Tanjungsar, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, untuk melakukan evakuasi, Jumat (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Banjir kembali menggenangi ratusan rumah di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat (19/6). Banjir itu merupakan dampak dari luapan Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang yang tak mampu menampung aliran air akibat hujan dengan intensitas tinggi.

Pelaksana Teknis Operasi dan Pemeliharaan lll (OP3), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Ijang Nurul Fuad mengatakan, pihaknya sudah sejak tahun lalu melakukan normalisasi sungai yang menyebabkan banjir menahun di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, anggaran untuk melakukan normalisasi sudah disiapkan. Namun, masyarakat menolak normalisasi itu.

"Mereka mau ada ganti rugi tanahnya," kata dia ketika memantau lokasi terdampak banjir, Jumat.

Akibat penolakan itu, menurut dia, BBWS Citanduy tak bisa melakukan normalisasi. Sebab, BBWS tak memiliki anggaran untuk ganti rugi tanah warga.

Ijang mengatakan, terdapat puluhan warga yang melakukan penolakan rencana normalisasi itu. Warga tersebut sebagian berada di Kabupaten Ciamis dan sebagian lainnya berada di Kabupaten Tasikmalaya.

Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada warga. Namun, warga tetap ingin ada ganti rugi atas tanahnya. "Ada yang beralasan, daripada tanahnya habis lebih baik banjir. Kan tidak selalu banjir setiap hari," kata dia.

Menurut dia, jika warga setuju, BBWS Citanduy dapat kapanpun melakukan normalisasi dengan melakukan pengerukan. Normalisasi itu dilakukan agar Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang dapat menampung debit air ketika hujan terjadi dengan intensitas tinggi. Namun, lantaran ada penolakan, penaganan banjir langganan di Desa Tanjungsari tak bisa dilakukan.

"Kita sudah koordinasi dengan pemerintah daerah. Tapi saat ini belum ada lanjutan soal ganti rugi itu. Karena untuk ganti rugi itu bagian pemda, kita hanya melakukan pengerukan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement