REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Tottenham Hotspur Jose Mourinho sempat membuat kontroversi selama masa lockdown, tepatnya pada April 2020 lalu. Ia berfoto bersama anak asuhnya, Tanguy Ndombele di Taman Hadley Common, London Utara. Saat itu, pemerintah Inggris melarang dua orang dari tempat tinggal berbeda berada dalam posisi berdekatan.
Mourinho menjelaskan yang terjadi versinya. "Saya datang untuk membantu seorang pemain memakai GPS," kata arsitek asal Portugal ini menjelaskan maksud pertemuannya dengan Ndombele, dikutip dari Mirror, Jumat (19/6).
Mourinho juga tertangkap kamera berbicara dengan sekelompok pemuda. Menurutnya, mereka sejumlah pemain dari klub lain, umumnya dari tim divisi Championship.
Ia merasa tetap menjaga jarak aman ketika berkomunikasi dengan para pesepak bola tersebut. Saat itu, para pemain diizinkan berlari di taman. Meski demikian, eks juru taktik Manchester United mengakui telah melakukan kesalahan.
Beberapa penggawa Spurs juga melanggar aturan selama masa karantina. Mereka, yakni Serge Aurier, Moussa Sissoko, dan Ryan Sessegnon. Hanya Dele Alli yang mendapat hukuman terberat. Kali ini kasusnya sedikit berbeda, meski masih terkait corona. Pada Februari lalu, Alli mengunggah video candaan mengenai virus tersebut.
Setelah diselidiki, FA melarang pemain tersebut berlaga, untuk satu pertandingan. Jelas ketentuan tersebut merugikan Spurs yang akan menghadapi Manchester United.
Terlepas dari laga kontra United, Mourinho menilai hukuman pada sang gelandang serang sangat tidak adil. Pertama karena Alli sudah meminta maaf. Berikutnya selama periode lockdown, ia menilai banyak orang melakukan kesalahan.
Namun Mou enggan berpolemik. "Tentu saja ada hal berbeda tentang tidak setuju dan tidak menghormati. Dalam konteks ini saya menghormati keputusan," ujar sosok yang pernah membesut Real Madrid dan Inter Milan itu.