Jumat 19 Jun 2020 14:39 WIB

Ponpes Lirboyo Sepakati Protokol Pembelajaran Kemenag

Selama memiliki nilai kebaikan, kebijakan tersebut siap dijalani oleh Ponpes Lirboyo.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Mas Alamil Huda
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan sejumlah alat kesehatan kepada pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (6/6).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan sejumlah alat kesehatan kepada pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri menyetujui panduan pembelajaran yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag). Selama memiliki nilai kebaikan, kebijakan tersebut dapat dilaksanakan Ponpes Lirboyo.

"Dan untuk di Lirboyo sendiri kita akan berusaha keras untuk menerapkan protokol kesehatan sesuai yang dianjurkan pemerintah," kata keluarga pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri, Kiai Haji (KH) Oing Abdul Muid Shohib, saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (19/6).

Dua pekan lalu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa telah meresmikan Ponpes Lirboyo sebagai ponpes tangguh. Ponpes akan menjalankan sejumlah konsep di dalam bidang ketahanan kesehatan, keamanan lingkungan, dan ketahanan pangan. 

Ketahanan kesehatan berarti kesehatan pondok harus aman, terutama dari Covid-19. Ketahanan keamanan lingkungan artinya Ponpes Lirboyo perlu menjaga lingkungannya sebaik mungkin. Sementara itu, ketahanan pangan mengartikan ponpes harus memastikan ketersediaan pangan untuk santri.

"Dan pondok ini kan sebenarnya dari dulu sudah (menerapkan) isolasi. (Artinya) dari dalam (ponpes) enggak boleh keluar agar konsentrasi belajar," kata pria yang dikenal dengan sebutan Gus Mu'id ini.

Aktivitas Ponpes Lirboyo direncanakan mulai normal sekitar satu bulan mendatang. Namun, proses pengembalian santri dari rumah ke pondok sudah mulai berjalan pada akhir pekan ini secara bertahap. Pada tahap pertama, sekitar 2.500 santri atau 10 persen dari total jumlah peserta didik akan kembali ke Lirboyo.

Sebelum proses pengembalian santri, Ponpes Lirboyo telah memaksimalkan sterilisasi pondok dengan penyemprotan disinfektan. Kesehatan santri termasuk pendidik juga akan diperiksa sebelum memasuki ponpes. Kemudian, mereka akan dimasukkan ke asrama isolasi selama dua pekan, sebelum akhirnya beraktivitas normal.

Menurut Mu'id, santri sebenarnya telah diminta isolasi mandiri di rumah sebelum tiba di ponpes. Lirboyo juga telah mengimbau santri agar tidak menggunakan kendaraan umum untuk kembali ke ponpes. "Jadi, kita lakukan secara berlapis demi kehati-hatian," ucapnya.

Hal yang pasti, Ponpes Lirboyo akan menerapkan imbauan pembatasan sosial dan jaga jarak. Ponpes juga telah menyediakan banyak westafel sehingga santri dapat sering mencuci tangan. Tak lupa juga ponpes menganjurkan pengajar dan santri untuk menggunakan masker selama beraktivitas di ponpes.

"Dan ini kita (sudah) bekerja sama dengan kepolisian dan untuk kepolisian juga mendukung kita melalui tim kesehatan dari RS Bhayangkara Kota Kediri," kata Gus Mu'id.

Kemenag menerbitkan panduan pembelajaran bagi pesantren dan pendidikan keagamaan pada masa pandemi Covid-19. Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, panduan tersebut menjadi bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri. Menurut Fachrul, panduan ini meliputi pendidikan keagamaan tidak berasrama, pesantren, dan pendidikan keagamaan berasrama. 

“Untuk pendidikan keagamaan yang tidak berasrama, berlaku ketentuan yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi,” ujar Fachrul dalam siaran persnya, Kamis (18/6).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement