Jumat 19 Jun 2020 16:58 WIB

Singapura Mulai Pelonggaran Pembatasan Fase Kedua

Singapura mulai pelonggaran pembatasan sosial fase kedua hari ini

Rep: Anadolu Agency/ Red: Christiyaningsih
Seorang pekerja memakai masker memasang penutup pelindung untuk mencegah penyebaran virus corona di dalam taksi di bengkel ComfortDelgro, Singapura. Singapura mulai pelonggaran pembatasan sosial fase kedua hari ini. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / WALLACE WOON
Seorang pekerja memakai masker memasang penutup pelindung untuk mencegah penyebaran virus corona di dalam taksi di bengkel ComfortDelgro, Singapura. Singapura mulai pelonggaran pembatasan sosial fase kedua hari ini. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Singapura memberlakukan pelonggaran pembatasan sosial fase kedua mulai hari ini. Pada fase ini, Singapura akan menambah jumlah dan memperluas jangkauan tes diagnostik Covid-19 terhadap kelompok rentan atau memiliki risiko tinggi untuk terpapar.

“Dengan semakin banyak orang yang kembali ke tempat kerja, mulai pekan depan kami akan memperluas pengujian kepada semua orang berusia 45 tahun ke atas yang didiagnosis ISPA [infeksi saluran pernapasan],” ujar Kementerian Kesehatan Singapura dalam keterangannya, Kamis malam.

Baca Juga

Sebelumnya, pengujian terhadap orang dengan riwayat ISPA hanya dilakukan terhadap mereka yang berusia 65 tahun ke atas, petugas kesehatan staf lembaga pendidikan, dan siswa berusia 13 tahun ke atas. Dengan perluasan ini, imbuh Kementerian Kesehatan Singapura, pemerintah dapat membendung penularan lebih lanjut.

Selain itu, pada pelonggaran pembatasan fase kedua ini Singapura akan meningkatkan kapasitas hingga 40 ribu tes per hari. Untuk mendukung perluasan dan penambahan kapasitas tes itu, negara ini akan memperbanyak Pusat Pemeriksaan Regional (RSC).

Sementara itu, Singapura memasifkan penggunaan aplikasi SafeEntry dan TraceT, demi mempermudah pelacakan kontak. Seluruh lembaga bisnis dan layanan yang beroperasi di Singapura wajib menggunakan SafeEntry, untuk menetapkan waktu masuk dan keluar pengunjung, karyawan, juga vendor.

Secara paralel, data itu digunakan oleh TraceTogether untuk membantu pemerintah dalam penelusuran kontak pasien. “Alat-alat ini akan membantu kami meningkatkan kecepatan dan akurasi upaya penelusuran kontak,” ujar lembaga itu.

https://www.aa.com.tr/id/regional/singapura-mulai-pelonggaran-pembatasan-sosial-fase-kedua/1882371

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement