Jumat 19 Jun 2020 18:50 WIB

Pesantren Daarut Tauhid Belum akan Beroperasi

Seluruh santri Pesantren Daarut Tauhid belajar secara daring.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ani Nursalikah
Pesantren Daarut Tauhid Belum akan Beroperasi. Pimpinan Ponpes Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar.
Foto: Republika/ Wihdan
Pesantren Daarut Tauhid Belum akan Beroperasi. Pimpinan Ponpes Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pondok pesantren (Ponpes) Daarut Tauhid pimpinan Ustadz Abdullah Gymnastiar di Jalan Gegerkalong, Kota Bandung memastikan dalam waktu dekat belum akan beroperasi kembali di masa pandemi corona. Saat ini, seluruh santri melaksanakan pembelajaran dengan daring atau online

Pemerintah Jawa Barat mengeluarkan izin bagi pesantren yang berada di zona biru dan hijau Covid-19 bisa beroperasi dan beraktivitas kembali. Sejumlah santri di beberapa pesantren sudah ada yang beraktivitas kembali di pondok.

Baca Juga

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Gatot Kuntakumara mengaku belum mengadakan rapat menyangkut pembukaan ponpes. Namun, ia akan mempertimbangkan kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gugus Tugas Covid-19.

Menurutnya, ponpes belum dibuka sebab pembelajaran berakhir di bulan Juni dan tahun ajaran baru akan dimulai Juli. Sehingga, katanya rapat pembahasan pembukaan pesantren diperkirakan digelar Juli.

"Akhir Juni, proses pembelajaran selesai, Kalau dibuka sekarang, kagok," ungkapnya. Selain itu, ia mengatakan tengah menyiapkan standar protokol kesehatan seperti penyiapan ruang isolasi, petugas medis dan pelindung diri.

"Mereka (santri) dari seluruh Indonesia (melalui berbagai tranportasi), jadi untuk memastikan mereka bisa sehat di Bandung, bukan persoalan mudah. Kita harus menyiapkan segala sesuatunya," katanya.

Gatot mengatakan penyiapan yang dilakukan diantaranya masker, alat mencuci tangan, penyemprotan disinfektan. Katanya, pengajian di pondok belum dibuka dan masjid digunakan salat untuk warga setempat. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement