REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Salah satunya dengan menjalankan program 'one student one account'. Hingga Maret telah diikuti 1.218 sekolah dengan jumlah rekening 70.414 dan nilai tabungan Rp 20,8 miliar," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di sela peresmian Kantor OJK Surakarta di Solo, Jumat (19/6).
Sedangkan untuk jumlah investor saham dan reksadana sampai dengan bulan April masing-masing tercatat tumbuh 28,21 persen secara "year on year" (yoy) dan 90,27 persen (yoy). Selain itu, dikatakannya, pengembangan potensi ekonomi syariah di Solo juga dapat menjadi kunci dalam mengakselerasi perekonomian daerah pascapandemi Covid-19.
"Hingga saat ini Kota Solo memiliki tiga Bank Wakaf Mikro (BWM) yaitu BWM Al Muttaqien Pancasila Sakti, BWM Al Manshur Barokahing Gusti, dan BWM Imam Syuhodo," katanya.
Pihaknya berharap keberadaan BWM di Solo dapat menggerakkan aktivitas ekonomi syariah di Solo dan dapat menopang kehidupan masyarakat pascapandemi Covid-19, terutama untuk akses pembiayaan bagi UMKM baik di dalam maupun di sekitar pondok pesantren di Solo.
"Kami berharap industri jasa keuangan di Solo dapat terus memberikan kontribusi yang optimal untuk membantu implementasi kebijakan restrukturisasi dan terus mengembangkan potensi ekonomi di Kota Solo pascapandemi Covid-19 agar perekonomian meningkat dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai," katanya.
Sebelumnya, Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto mengatakan hingga bulan April angka kredit bank umum di Soloraya mencapai Rp 82,37 triliun dengan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 62,08 triliun. Sedangkan untuk "loan to deposit ratio" (LDR) di atas 100 persen, tepatnya di angka 114,28 persen.
Sedangkan untuk total kredit yang disalurkan di Jawa Tengah pada periode yang sama sebesar Rp 295,47 triliun. OJK mencatat secara "year on year" (yoy), untuk angka kredit bank umum ini tumbuh sebesar 5,97 persen. Meski demikian, secara "year to date", angka kredit ini turun sebesar 0,20 persen.
Hingga saat ini, dikatakannya, industri jasa keuangan (IJK) masih terus melakukan restrukturisasi kredit sebagai dampak dari lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data, dikatakannya, sampai dengan tanggal 10 Juni 2020 seluruh industri jasa keuangan di Soloraya melakukan restrukturisasi kredit kepada sebanyak 201.660 debitur.
"Kalau untuk oustanding kreditnya sebesar Rp 14,59 triliun," katanya.