REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Sebuah penelitian di Spanyol telah menemukan bahwa ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia dari infeksi virus corona jenis baru dibandingkan perempuan pada umumnya yang berusia antara 30 dan 40 tahun. Sejak wabah di Wuhan, China, Desember 2019, sejumlah ibu hamil dilaporkan positif Covid-19.
Studi ini menemukan bahwa ibu hamil yang mengalami gejala Covid-19 memiliki kemungkinan 61,5 persen terkena pneumonia dibandingkan dengan risiko rata-rata 25 persen untuk perempuan pada umumnya berusia antara 30 dan 40 tahun di Spanyol. Para ahli telah memperingatkan bahwa ibu hamil lebih mungkin untuk mengembangkan gejala parah dari Covid-19, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 memengaruhi ibu hamil secara berbeda dari yang lain.
"Departemen Kebidanan dan Penyakit Menular di Rumah Sakit Madrid 12 de Octubre di Madrid menemukan risiko mengembangkan pneumonia berat dari Covid-19 pada pasien hamil tinggi dan lebih besar daripada perempuan pada usia yang sama", kata pernyataan rumah sakit dilansir Times Now News, Jumat (19/6).
Untuk penelitian ini, para peneliti melacak 52 ibu hamil tua yang dites positif virus SARS-CoV-2 antara 6 Maret dan 5 April. Dari jumlah tersebut, 32 wanita mengembangkan pneumonia Covid-19, dan lebih dari setengah perempuan ini membutuhkan oksigen tambahan.
Namun, penelitian ini mencatat bahwa sebagian besar ibu hamil dengan Covid-19 tidak perlu diinduksi menjadi persalinan, dengan hanya tiga ibu yang membutuhkan operasi caesar karena penyakit pernapasan. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal medis Lancet.
Saat ini, tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) merekomendasikan ibu hamil untuk mendapatkan vaksin rutin, seperti influenza dan vaksin tetanus, difteri, dan pertusis selama kehamilan, yang dapat membantu melindungi calon ibu dan janin.