REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang ibu hamil di Kota Batu dilaporkan meninggal bersama janinnya akibat terpapar virus corona. Pasien yang sedang mengandung delapan bulan tersebut merupakan warga dari Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Batu, M Chori mengatakan, pasien berusia 34 tahun tersebut pertama kali merasakan keluhan pada 2 Juni lalu. Perut yang bersangkutan terasa kencang sehingga berobat ke Puskesmas lalu dirujuk ke RS Baptis. "Selanjutnya tanggal 3 Juni pasien berobat ke RS Baptis namun rawat jalan," kata Chori kepada wartawan, Jumat (19/6) malam.
Pada 10 Juni, pasien mengalami pendarahan lalu dibawa ke RS Baptis kembali. Di sana, pasien mulai mengalami batuk sehingga diminta rawat inap. Mengingat kondisi kesehatannya sudah membaik, pasien diperbolehkan kembali ke rumah pada 12 Juni 2020. "Meskipun masih ada batuk," ucapnya.
Tiga hari kemudian, pasien mengalami kontraksi sehingga dibawa ke RS Baptis. Rumah sakit telah melakukan uji cepat (rapid test) kepada yang bersangkutan, tapi hasilnya nonreaktif. Namun, karena memiliki gejala pneumonia, pasien langsung diuji usap (swab test) oleh tim kesehatan.
Pada 17 Juni sekitar pukul 21.00 WIB, pasien kembali dirujuk ke RS Karsa Husada karena kondisinya mengalami penurunan. Satu jam kemudian, yang bersangkutan dinyatakan meninggal oleh dokter UGD RS Karsa Husada. Hasil uji tes usap Covid-19 pasien baru keluar dua hari berikutnya, Jumat (19/6).
Berdasarkan informasi dari suami pasien, yang bersangkutan tidak memiliki riwayat berpergian ke luar kota. Namun dalam dua pekan terakhir, almarhumah menerima kunjungan dari ibunya. Ibu pasien berdomisili di Dusun Rembug, Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Saat ini total kasus positif Covid-19 di Kota Batu telah mencapai 54 orang. Angka itu termasuk tambahan enam kasus terbaru, Jumat (19/6). Dari angka tersebut, empat pasien telah dinyatakan meninggal dan 14 orang sembuh.
Jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) di Kota Batu sebanyak 97 orang dengan angka kematian sembilan jiwa. Sementara total Orang dalam Pemantauan (ODP) mencapai 314 jiwa.