REPUBLIKA.CO.ID,TARAKAN -- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara segera dilanjutkan setelah sempat tersendat akibat adanya pandemi Covid-19.
“Sesuai informasi dari perusahaan, seharusnya proses mobilisasi pengiriman alat berat dan kontainer dari Surabaya ke Tanjung Selor sudah bisa dilakukan di awal bulan Maret 2020 lalu. Namun karena pandemi Covid-19 terpaksa ditunda," kata Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Irianto Lambrie di Tanjung Selor, Jumat (19/6).
Dijelaskannya bahwa informasi dari PT Kayan Hydro Energy (KHE), selaku pihak pemrakarsa proyek yang berlokasi di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan tersebut, mobilisasi alat berat dan peralatan ke titik pembangunan PLTA Kayan I siap dilakukan bulan Juni atau Juli ini. "Di samping peralatan, dalam pengiriman tersebut juga ada sejumlah kontainer yang nantinya menjadi perkantoran, mess karyawan," kata Irianto.
PLTA Kayan ditaksir mampu menghasilkan kapasitas listrik sekitar 9.000 Megawatt (MW) berasal dari lima bendungan yang dibangun secara bertahap. Bendungan pertama diproyeksikan dapat menghasilkan 900 MW, bendungan kedua berkapasitas 1.200 MW, bendungan ketiga dan keempat masing-masing menghasilkan 1.800 MW dan bendungan kelima dengan kapasitas 3.200 MW.
Diperkirakan pembangunan PLTA Kayan tahap I selesai pada 2024. Dan pada 2024 dimulai pula pembangunan PLTA Kayan tahap II. Adapun nilai investasi PLTA Kayan 22,5 miliar dolar AS atau setara Rp315 triliun.
“Keberadaan PLTA Kayan terintegrasi dengan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. Di mana, pembangunan KIPI dapat mendorong pertumbuhan listrik di Kaltara meningkat 50 persen dari kondisi eksisting,” kata Irianto.
Selain itu, ada juga PLTA yang juga dapat dimulai pembangunannya pada tahun 2020 ini, yaitu PLTA Mentarang di Kecamatan Mentarang, Kabupten Malinau. “Sesuai informasi, rencana pembangunan PLTA Mentarang yang di prakarsai oleh Kayan Hidro Power Nusantara atau PT Kayan Investama Internasional (KII) Group tersebut, saat ini tengah dalam proses penyusunan studi kelayakan dan detail engineering (FS-DED),” kata Gubernur Irianto.