REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam bukunya yang berjudul Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad yang ditulis Syekh Shaffiyyurahman al Mubarakfuri, disebutkan sejumlah cara turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad. Untuk cara-caranya ini, Syekh Shaffiyyurahman mengutip penjelasan dari Ibnu Qayyim.
Berikut ini adalah beberapa caranya:
Keenam, berupa wahyu yang diwahyukan Allah kepada beliau. Yaitu, saat beliau berada di atas langit pada malam mi'raj ketika mewajibkannya shalat dan lainnya.
Ketujuh, berupa kalamullah (ucapan Allah) kepada beliau tanpa perantaraan malaikat, sebagaimana Allah berbicara kepada Musa bin Imran. Peristiwa seperti ini juga dialami oleh Nabi Musa AS dan diabadikan secara qath'i berdasarkan nash Alquran. Sedangkan kepada Nabi Muhammad terjadi dalam hadits tentang peristiwa isra.
Menurut Syekh Shaffiyurrahman al Mubarakfuri, sebagian ulama menambah caranya menjadi delapan. Yaitu, Allah berbicara kepada Nabi secara langsung tanpa hijab. Tetapi, ini merupakan masalah yang diperdebatkan oleh ulama salaf dan khalaf. Namun menurut Syekh Shaffiyurrahman, pendapat yang terakhir ini tidak valid keabsahan riwayatnya.