REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekononomi Kreatif mengajak generasi milenial sebagai pelopor dan menjadi wisatawan yang patuh pada protokol kesehatan di era kenormalan baru.
Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf, Martini Paham, mengatakan, pascapandemi Covid-19 diperkirakan akan terjadi paradigma dan tren berwisata baru yang lebih mengarah pada kesehatan dan kenyamanan pada berbagai sektor mulai dari atraksi, akomodasi, preferensi produk, transportasi, hingga label higienis.
“Covid-19 ini memaksa kita untuk belajar go digital, begitupun alat transaksi sudah berubah ke arah cashless jadi tinggal scan barcode mulai dari beli makan di restoran, nonton pertunjukan, hingga membeli tiket pesawat. Kami berharap para milenial bisa menjadi pioner untuk cepat beradaptasi di era kenormalan baru, yang serba digital ke depan,” kata Martini, Jumat (19/6).
Martini menjelaskan, pada saat normal baru akan ada tiga skenario traveler. Pertama, travel defense atau mereka yang berwisata tanpa memikirkan kondisi yang saat ini terjadi. Kedua, travel phobia adalah yang tidak mau berwisata. Ketiga, travel wise yakni traveler yang sangat memperhatikan banyak aspek dan terutama protokol kesehatan.
Selain itu, kata Martini, kaum milenial Indonesia juga diharapkan dapat membantu menyebarkan kampanye “di Indonesia aja”. Sebab, pascapandemi, pemerintah mendorong wisata domestik berperjalanan kembali sebelum fokus menggarap pasar wisatawan mancanegara.
“Untuk itu, di era digital ini peran milenial dianggap penting untuk menyebarkan konten positif terutama di dunia digital terkait implementasi protokol kesehatan kebersihan, aman, nyaman untuk meningkatkan kepercayaan publik kembali pada Indonesia,” ujarnya.