REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tensi di Laut China Selatan saat ini tengah meningkat dengan ditandai hadirnya kekuatan angkatan laut negara-negara berkepentingan di sana. Hal itulah yang mendorong TNI Angkatan Laut (AL) untuk meningkatkan kesiapsiagaannya di perairan Laut Natuna Utara.
“Mandala operasi kekuatan militer asing yang sedang memanas tersebut berpotensi bergeser ke selatan memasuki Perairan Indonesia Laut Natuna Utara," tutur Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda TNI Ahmadi Heri Purwono, dalam keterangannya, Jumat (19/6).
Menurutnya, situasi tersebut mendorong TNI AL untuk meningkatkan kesiapsiagaannya, dalam hal ini Koarmada I di Perairan Laut Natuna Utara. Peningkatan kesiapsiagaan tersebut salah satunya dengan meningkatkan patroli unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) serta kewaspadaan terhadap perkembangan situasi yang terjadi.
Pangkoarmada I menyebutkan, peningkatan kesiagaan unsur KRI yang berpatroli di perairan Laut Natuna Utara memerlukan kesiapan pendukung yang dilaksanakan oleh jajaran Lantamal dan Lanal wilayah kerja Koarmada I. Perlu dipastikan seluruh jajaran memiliki kesiapsiagaan yang tinggi untuk mampu mendukung operasi.
Dia pun berpesan kepada seluruh prajurit yang sedang berada di daerah operasi agar tetap meningkatkan profesionalisme dan menjaga kesehatannya. Ahmadi mengatakan, prajurit Koarmada I tidak boleh salah bertindak karena dampaknya mempengaruhi hubungan antarnegara. Seluruh prajurit wajib meningkatkan profesionalisme dan pengetahuannya.
Koarmada I sampai dengan saat ini telah mengerahkan 4 unsur KRI yakni KRI Bung Tomo-357, KRI Yos Sudarso-353, KRI Wiratno-379 dan KRI Bontang-907. Kehadiran 4 KRI untuk melaksanakan siaga di perairan Laut Natuna Utara dan memantau perkembangan situasi di lapangan.
Kapal-kapal berjenis Fregat dan Korvet, kapal antikapal selam, tersebut akan melakukan patroli rutin di perairan Laut Natuna Utara. "Kita menyiagakan empat KRI di Natuna, yang pertama adalah patroli rutin, karena Laut Natuna Utara itu wilayah kita," tutur Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I TNI AL, Letkol Laut Fajar Tri Rohadi, saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat, Jumat (19/6).
Jumlah tersebut bertambah jika dibandingkan dengan kegiatan rutin, yakni biasanya hanya dua hingga tiga kapal yang berpatroli. Menurut Fajar, di dalam setiap kapal tersebut juga bersiagakan 100 orang personel TNI AL. Selain itu, ada juga pasukan TNI lainnya yang terintegrasi bersiaga di sekitar sana.
"Ada psukan di satuan TNI terintegrasi. Satu KRI rata 100 (personel). Iya (jadi total personel yang ikut berpatroli di kapal ada 400 orang)," ujar dia.
Menurutnya, peningkatan kesiagaan di wilayah Laut Natuna Utara itu sudah menjadi hal yang pasti dan sudah dilaksanakan sejak lama. TNI AL, dalam hal ini Koarmada I, akan terus menyiagakan unsur KRI di Natuna. "TNI AL dalam hal ini Koarmada I terus menyiagakan unsur KRI di Natuna dan antisipasi meluasnya dampak naiknya tensi di Laut Cina Selatan," katanya.