Sabtu 20 Jun 2020 10:58 WIB

Pandemi Belum Terkendali, Pemulihan Ekonomi AS Makin Lamban

The Fed memperkirakan akan ada gelombang kedua pandemi yang sebabkan pengangguran.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
The Federal Reserve
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
The Federal Reserve

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat bank sentral AS The Federal Reserve mengakui pesimitis dengan pemulihan ekonomi jika pandemi Covid-19 tak dapat dikontrol. The Fed juga memperingatkan tingkat pengangguran dapat kembali meningkat.

Bank sentral telah menyatakan pemulihan ekonomi penuh akan memerlukan waktu bertahun-tahun. Untuk itu, The Fed akan mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Baca Juga

Namun, perbaikan data ekonomi yang baru-baru ini dirilis memunculkan harapan baru. Pemulihan diprediksi bisa lebih cepat.

Akan tetapi, pembukaan kembali pusat bisnis dinilai terlalu cepat. Ini mengingat jumlah kasus dan kematian di AS masih tinggi.

"Kurangnya waktu lockdown pada akhirnya mengarah ke karantina yang lebih lama, hal itu akan mengurangi konsumsi dan investasi serta peningkatan pengangguran," ujar Bos The Fed Boston, Eric Rosergren.

Hal senada diungkapkan Bos The Fed Minneapolis, Neel Kashkari. Menurutnya, pemulihan ekonomi akan memerlukan waktu lebih lama dari yang diharapkan sebelumnya. Pembukaan lapangan kerja yang menuai hasil positif sebelumnya akan berbalik menjadi lebih buruk jika pandemi tidak dikendalikan.

"Skenario saya, kita akan mengalami gelombang kedua AS, mungkin musim gugur ini. Dan jika benar, tingkat pengangguran akan kembali tinggi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement