REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Anggaran pengembangan pasar tradisional di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tahun anggaran 2020 dialihkan untuk penanganan dampak pandemi wabah Covid-19.
"Hampir semua pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan fisik itu di-refocusing untuk penanganan dampak Covid-19 di Pemda Bantul," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Sukrisna Dwi Susanta, Sabtu (20/6)
Menurut dia, salah satu anggaran di Dinas Perdagangan yang difokuskan kembali adalah untuk revitalisasi bangunan pasar Turi, yang direncanakan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sehingga kegiatan belum dapat direalisasikan pada tahun ini.
"Yang dari DAK kemarin rencana kita dapat bantuan revitalisasi Pasar Turi, tapi ditarik dananya diminta ke pusat lagi, tetapi belum cair, sehingga ditunda sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan, itu yang untuk pembangunan pasar dari pusat," katanya.
Dia mengatakan sementara kegiatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang difokuskan kembali adalah untuk kegiatan-kegiatan pemeliharaan pasar rakyat dan pembenahan sarana dan fasilitas pusat jual beli masyarakat tersebut.
"Rencana APBD cuma pemeliharaan yang nilainya ringan itu juga di-refocusing dan ditarik ke kabupaten, intinya dialihkan untuk pembiayaan penanganan dampak Covid-19, itu butuh biaya banyak," katanya.
Dia mengatakan terhadap kegiatan fisik dan pengembangan pasar tradisional yang difokuskan kembali tersebut rencananya akan dianggarkan kembali pada tahun 2021, meski begitu saat ini belum ada pembahasan di Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas Platform Anggaran Sementara (PPAS) tahun 2021.
"Rencana nanti ditunda tahun depan, tapi memang belum ada pembahasan di KUA-PPAS di dewan (DPRD) sama eksekutif, jadi masih panjang perencanaannya," katanya.
Dia menyebut total anggaran di Dinas Perdagangan yang difokuskan kembali untuk penanganan dampak Covid-19 sebesar Rp600 juta, selain untuk revitalisasi pasar, pemeliharaan pasar anggaran itu juga sedianya untuk kegiatan pengembangan pasar.
"Seperti Bantul Ekspo yang rencana pada Juli juga ditunda, juga pemeliharaan pasar, Grebeg Pasar, lomba pasar dan kegiatan-kegiatan lainnya, jadi intinya pengadaan barang dan jasa itu di-refocusing kurang lebih senilai Rp600 juta," katanya.