REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sandra (40 tahun) terlihat harap-harap cemas menanti hasil rapid test sang anak, Nihlah (14). Santri Pondok Pesantren Modern Gontor yang duduk di bangku kelas 3 SMP itu, juga tak kalah gugup dan terlihat mondar-mandir sambil menunggu hasil tesnya keluar.
“Masuk lagi besok, makanya harus sudah tes sebelum berangkat,” kata Sandra saat ditemui Republika.co.id di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (20/6).
Begitu hasil negatif terinfeksi virus corona telah ditangan, Sandra mengaku lega dan yakin untuk mengirim anaknya kembali ke pesantren. Dia juga mengatakan, proses tes ini sangat mudah dan dapat diterima hasilnya di hari yang sama.
“Nggak ribet, gampang. Saya tapi memang ikut tes mandiri saja supaya lebih cepet. Enak kok cuma daftar tunggu sebentar langsung masuk,” ujar Sandra.
Sandra juga mengaku tidak terlalu khawatir dengan resiko penyebaran virus di pesantren. Menurutnya Ponpes Gontor telah menjadi protokol kesehatan dengan baik, bahkan sebelum perpulangan santri. “Khawatir pasti ada, tapi kita kan sudah ikhtiar apalagi yang kesana juga harus Rapid test dulu. Disana (pesantren) juga sebelum perpulangan sudah ada karantina mandiri jadi akses keluar masuk di tutup. selama mereka mengikuti aturan pondok insya Allah aman,” kata Sandra.
Tes Rapid khusus santri ini, memang diberikan keringanan biaya, jika biaya normal adalah Rp 280 ribu, maka khusus santri hanya perlu membayar Rp 200 ribu saja. Bagi santri yang tidak mampu juga diberikan tes gratis, dengan melampirkan surat bukti tidak mampu dari RT/RW dan foto rumah tampak depan.
Rumah Sakit Kartika Pulo Mas dan Dompet Dhuafa menggelar rapid test bagi 3.000 santri Pondok Pesantren Gontor. Humas RS Kartika Pulomas, Ediman mengatakan, program Rapid Test khusus santri Gontor ini sudah dilakukan sejak Kamis (19/6).
“Sampai saat ini, sekitar 1.500 santri Gontor yang telah melakukan Rapid Test di RS Kartika. Tes ini dilakukan bertahap, dan kita buka 24 jam,” kata Edisman saat ditemui Republika di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (20/6).
Dia menjelaskan, layanan Rapid Test ini akan terus dibuka hingga Ahad (21/6) hingga pukul 13.00. Meski waktu yang tersisa sangat terbatas, Edi mengaku yakin akan memenuhi target 3.000 santri.
Dia juga meyakinkan, pelaksanaan tes tidak akan memakan waktu yang lama, hanya sekitar 15-30 menit.
“Insya Allah cukup, soalnya kita buka 24 jam. Jadi tidak bergerombol tapi satu persatu. Kita juga sediakan dua tempat, jadi selain lebih cepat, jarak sosial tetap terjamin,” ujar Edi.