REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Para pejabat dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki, membocorkan tanggal kemungkinan pembukaan Hagia Sophia sebagai masjid kepada media Turki.
Menurut situs haberler, yang dikutip dari laman Orthodoxtimes Sabtu (20/6), para pejabat partai yang berkuasa yakin akan putusan status perubahan tersebut. Mereka menyatakan bahwa setelah 86 tahun doa Islam akan didengar di Hagia Sophia pada 15 Juli.
Masalah tersebut kini telah dirujuk ke Dewan Negara Turki. Mereka akan memutuskan penggunaan monumen bersejarah pada 2 Juli mendatang. Hagia Sophia akan dikonversi menjadi masjid, seperti yang diinginkan Sultan Mehmed
Di samping itu, Menteri Kehakiman Turki, Abdulhamit Gül mengatakan, bahwa rantai Hagia Sophia harus diputus untuk memungkinkan kegiatan sholat bagi Muslim.
"Memutuskan rantai Hagia Sophia dengan membukanya untuk sholat (Muslim) adalah keinginan kita semua. Ini memenuhi keinginan Sultan Mehmed," kata dia dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency. Menurut ethnos.gr, Abdulhamit Gul mengatakan, perubahan status Hagia Sophia merupakan masalah kedaulatan nasional dan tidak menjadi perhatian masyarakat internasional. Menteri Luar Negeri Turki Cavusoglu pun menyetujuinya.
Sosiolog Ayhan Aktar mengatakan, konversi Hagia Sophia menjadi museum pada 1934 oleh Mustafa Kemal Ataturk, pendiri sekuler Turki modern. Sebuah tindakan yang bertujuan menetralisir pengaruh nasionalis Yunani. Ini menghubungkan status monumen dengan pemulihan Konstantinopel, serta nasionalis Turki.
Pandangan yang sama diungkapkan Coskun Yilmaz di surat kabar Sabah. Ia menyatakan bahwa Hagia Sophia pada 1934 menjadi museum bagi Ataturk untuk memuaskan orang-orang Yunani, dan melunakkan sikap Barat terhadap Turki.