REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menyambut usulan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai resolusi yang menyerukan Iran untuk memberikan akses pengawas ke situs-situs yang diduga menyimpan atau menggunakan bahan nuklir yang tidak diumumkan.
Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara anggota PBB menyerukan Iran dalam sebuah resolusi pada Jumat untuk berhenti menolak akses IAEA ke dua bekas lokasi nuklir.
Kerajaan Arab Saudi menyatakan mendukung resolusi ini karena itu merupakan langkah penting dan serius dalam upaya melawan pelanggaran Iran terhadap perjanjian internasional terkait program nuklirnya,
Gubernur Arab Saudi untuk IAEA Pangeran Abdullah bin Khalid bin Sultan mengatakan hal itu beberapa saat setelah keputusan IAEA keluar. Resolusi itu diajukan oleh Prancis, Jerman, dan Inggris.
Awal pekan ini, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengulangi kekhawatirannya di mana selama lebih dari empat bulan Iran telah menolak akses inspekturnya ke dua lokasi nuklir. IAEA ingin mengklarifikasi ke Iran tentang pertanyaan kemungkinan bahan nuklir yang tidak diumumkan.
Kegiatan di situs tersebut diperkirakan dilakukan pada awal 2000-an, sebelum Iran menandatangani perjanjian nuklir pada 2015.