REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG— Pimpinan Daerah Nasyiatul 'Aisyiyah Kota Magelang mengingatkan warga tetap mengontrol diri atas suatu tayangan hiburan agar manfaat positifnya, seperti melepas ketegangan emosi dan pikiran, bisa efektif, serta tidak menimbulkan dampak negatif berupa "kecanduan".
"Dalam batas-batas tertentu, hiburan dibutuhkan untuk melepaskan ketegangan emosi dan pikiran setelah seharian bekerja dan beraktivitas, sehingga mampu mendapatkan semangat dan spirit baru yang positif dalam melakukan aktivitas berikutnya," kata Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul 'Aisyiyah Kota Magelang, Eko Kurniasih Pratiwi, di Magelang, Sabtu (20/6).
Dia mengatakan bahwa kemajuan teknologi informasi saat ini membuat banyak pilihan hiburan bisa dinikmati masyarakat. Kemajuan teknologi, ujar dia, berdampak semakin memudahkan akses masyarakat untuk menikmati setiap hiburan yang ditawarkan.
"Kemudahan akses tersebut hendaknya jangan sampai menjadikan masyarakat tidak mampu melakukan kontrol waktu dalam menikmati hiburan itu sendiri," ujar dia.
Perempuan yang akrab disapa Tiwi itu, mengharapkan masyarakat menghindari perilaku yang mengarah pada "kecanduan" terhadap suatu tayangan hiburan.
"Masyarakat diharapkan menghindari perilaku yang mengarah pada 'kecanduan' ketika menikmati hiburan karena bisa berdampak pada kondisi yang membuat seseorang kehilangan kontrol," kata dia.
Dia juga mengatakan PD Nasyiatul 'Aisyiyah Kota Magelang sebagai organisasi otonom Muhammadiyah setempat melaksanakan sejumlah program terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya untuk kalangan remaja putri agar mengoptimalkan peranan bagi pemberdayaan masyarakat.
Sejumlah program itu, katanya, pelayanan remaja sehat, pelatihan keorganisasian, dan diskusi serta kajian tentang tema-tema aktual.
Dalam diskusi dengan tema "Hobi Drama Korea (Drakor) Dalam Perspektif Kejiwaan" diselenggarakan PD Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Magelang beberapa waktu lalu, pembicara yang juga psikolog dari Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Kota Magelang, Swastika Wulan Pahlevi, menjelaskan tentang dampak positif dan negatif menjadi pecinta tayangan drama itu.
Sisi positif, kata dia, tayangan drakor bagian dari hiburan yang menjadi kebutuhan hidup seseorang, sedangkan potensi dampak negatifnya apabila sudah sampai pada level "kecanduan" yang dapat melupakan peran-peran dan tanggung jawab seseorang.
Kelompok usia remaja, kata dia, berpotensi terkena pengaruh negatif terkait demam tontonan drakor. Kecanduan yang dialami seseorang dalam jangka panjang, katanya, akan merusak kondisi kejiwaannya.
Oleh karena itu, katanya, hal yang dibutuhkan berupa pengendalian diri serta kemampuan mengambil nilai-nilai positif atas suatu tayangan hiburan.