Ahad 21 Jun 2020 01:12 WIB

PMI Banyuwangi dan Bojonegoro Sterilkan Sejumlah Ponpes

PMI Banyuwangi dan Bojonegoro terus menyisir ponpes untuk disemprot disinfektan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Santri memasuki bilik disinfektan di area Pondok Pesantren (ponpes) Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Ilustrasi.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Santri memasuki bilik disinfektan di area Pondok Pesantren (ponpes) Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyuwangi dan Bojonegoro terus melakukan penyisiran ke sejumlah pondok pesantren (ponpes). PMI melakukan sterilisasi dengan cara menyemprotkan cairan disinfektan (disinfeksi) dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.

"Seluruh kekuatan personel kami kerahkan dalam serangkaian kegiatan preventif. Saat ini disinfeksi dikonsentrasikan ke setiap ponpes menjelang penerapan normal baru (new normal)," Humas PMI Kabupaten Banyuwangi Ismiati melalui sambungan telepon, Sabtu.

Baca Juga

Hingga saat ini, PMI Kabupaten Banyuwangi intensif menyemprot disinfektan di 84 ponpes sekaligus memberikan edukasi terkait prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam upaya memutus mata penyebaran Covid-19.

Menurut Ismiati, dalam melaksanakan disinfeksi ini relawan PMI dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) dikerahkan. Apalagi seperti diketahui di kabupaten ini ada 187 ponpes.

Selain itu, disinfeksi yang dilakukan di setiap ponpes tidak boleh berhenti dan harus dilakukan secara rutin. Kegiatan ini untuk membantu pemerintah dalam menerapkan normal baru sekaligus mempersempit penyebaran Covid-19,

"Kami juga sudah menyalurkan bantuan alat semprot dan cairan disinfektan ke sejumlah ponpes agar disinfeksi bisa dilakukan secara mandiri apalagi menjelang pendaftaran santri baru dan dibukanya kembali kegiatan ponpes," tambahnya.

Kepala Markas PMI Kabupaten Bojonegoro Sukohawidodo mengatakan selain melakukan penyemprotan desinfektan dengan sasaran ponpes, pihaknya juga memberikan edukasi tentang PHBS dan protokol kesehatan.

Kegiatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan sebagai langkah antisipasi menjelang pendaftaran santri baru dan kegiatan ponpes akan diaktifkan kembali. Tidak hanya di ponpes, disinfeksi sekaligus edukasi ini juga dilakukan berbagai sarana publik yang ada di Kabupaten Bojonegoro.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement