Sabtu 20 Jun 2020 23:50 WIB

RSUD Sidoarjo Operasikan Mesin PCR Covid-19 Pekan Depan

Mesin PCR di RSUD Sidoarjo diharap mempercepat tes usap yang selama ini masih lambat.

Dokter patologi klinik menunjukkan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di Ruang Ektraksi DNA dan RNA Laboratorium Mikrobiologi RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Pengoperasian alat PCR yang dapat memeriksa 1
Foto: Antara/Umarul Faruq
Dokter patologi klinik menunjukkan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di Ruang Ektraksi DNA dan RNA Laboratorium Mikrobiologi RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Pengoperasian alat PCR yang dapat memeriksa 1

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pekan depan mulai mengoperasikan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memeriksa spesimen usap apakah positif terjangkit Covid-19 atau tidak.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin, Sabtu (20/6), melakukan pengecekan mesin tersebut.

"Di Sidoarjo saat ini sudah ada dua lokasi pemeriksaan Covid-19 menggunakan mesin PCR, pertama di GOR bantuan dari BNPB dan kedua Sidoarjo membeli sendiri yang ditempatkan di RSUD," kata Nur Ahmad, Sabtu.

Ia menjelaskan dengan adanya dua lokasi mesin PCR harapannya akan mempercepat tes usap yang selama ini dirasakan masih lambat.

Menurutnya, dengan adanya mesin PCR, hasil uji usap akan diketahui dalam waktu sehari. Ini adalah bentuk upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam mempercepat identifikasi pasien yang sudah dinyatakan reaktif dari hasil tes cepat.

"Ini bukti bahwa Pemkab Sidoarjo berupaya maksimal dalam melindungi masyarakat. Permasalahan yang ada selama ini karena menunggu hasil uji usap yang menunggu lama. Kalau hasilnya lama maka tindakan lanjutan juga lama," ujarnya.

Selain itu, kata dia, adanya mesin PCR untuk mengetahui dengan cepat hasil terakhir pasien positif Covid-19 yang sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan.

"Termasuk pasien yang saat ini secara kondisi tubuh sehat namun mereka dinyatakan positif Covid-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri di rumah," ujarnya.

Ia mengatakan mulai pekan ini mesin PCR yang berada di GOR sudah melakukan tes dengan total ada 480 orang yang dalam pemeriksaan.

"Mulai dari yang reaktif dari tes cepat, orang tanpa gejala (OTG) dan pasien positif yang akan dilakukan tes usap kedua kali setelah mendapatkan perawatan dan isolasi," katanya.

Dari data yang ada, sampai dengan Sabtu ini jumlah pasien positif Covid-19 di Sidoarjo sebanyak 1.129 orang, orang dalam pemantauan 1.280 orang dan pasien dalam pengawasan sebanyak 642 orang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement