Ahad 21 Jun 2020 02:20 WIB

Mengapa Covid-19 Bikin Orang Sehat Jadi Diabetes?

Peneliti di seluruh dunia lihat adanya tren Covid-19 picu diabetes pada orang sehat.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Penyakit diabetes. Covid-19 terkadang menyebabkan orang sehat mengalami diabetes. (Ilustrasi)
Foto: Blue Diamond Gallery
Penyakit diabetes. Covid-19 terkadang menyebabkan orang sehat mengalami diabetes. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kelompok yang paling terpengaruh oleh pandemi Covid-19 adalah penyandang diabetes. Mereka memiliki beberapa risiko tertinggi dari komplikasi parah ketika tertular Covid-19.

Sebuah penelitian di Prancis menemukan bahwa 10 persen pasien Covid-19 berusia tua yang menderita diabetes, meninggal dalam waktu sepekan setelah memasuki rumah sakit dan 20 persen lainnya memerlukan ventilator untuk bernapas pada saat itu. Di Western Cape, salah satu provinsi di Afrika Selatan dilaporkan, 52 dari 100 kematian akibat Covid-19 terkait dengan diabetesi.

Baca Juga

Di lain sisi, para peneliti dari seluruh dunia memerhatikan tren lain yang mengkhawatirkan bahwa Covid-19 dapat memicu diabetes pada orang sehat. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine, sekelompok peneliti internasional menyoroti hubungan dua arah yang berbahaya antara Covid-19 dan diabetes.

Studi itu menyebut bahwa seseorang yang menyandang diabetes berisiko tinggi mengalami gejala Covid-19 yang parah. Tak hanya itu, infeksi Covid-19 kadang-kadang menyebabkan diabetes baru yang memicu komplikasi diabetes parah.

Alasan mengapa keduanya berikatan adalah karena virus berhubungan dengan reseptor ACE2, yang ditemukan di organ metabolisme utama dan jaringan dalam tubuh manusia, seperti ginjal, sel beta pankreas, dan usus kecil.

"Dengan demikian, masuk akal bahwa SARS-CoV-2 dapat menyebabkan perubahan pleiotropik dari metabolisme glukosa yang dapat memperumit patofisiologi diabetes yang sudah ada sebelumnya atau menyebabkan mekanisme baru penyakit," kata para peneliti seperti dilansir Health 24, Sabtu (20/6).

Namun, belum banyak penelitian yang dilakukan untuk memahami hubungan ini, termasuk seberapa sering diabetes yang baru muncul, apakah itu diabetes tipe 1 atau tipe 2 atau sesuatu yang sama sekali baru. Demikian juga dengan artinya pada risiko pasien Covid-19 terhadap diabetes di masa mendatang.

Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan, King's College London dan Monash University telah bekerja sama untuk meluncurkan register CoviDiab. Ini adalah basis data di mana dokter dan peneliti di seluruh dunia dapat memasukkan pengamatan mereka mengenai diabetes dan Covid-19, secara khusus berfokus pada kasus-kasus di mana pasien Covid-19 mengembangkan kondisi tersebut.

"Mengingat sejarah kontak manusia yang sangat singkat dengan Covid-19, register ini akan dengan cepat membantu kami memahami bagaimana diabetes Covid-19 terkait berkembang, sejarah alaminya, dan manajemen terbaiknya," demikian pernyataan situs web register.

Hasil penelitian disebut dapat membantu meningkatkan perawatan dalam memerangi penyakit dan mengarah pada pengobatan baru dan perawatan yang lebih baik pada pasien Covid-19 yang mengalami diabetes.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement