REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Mantan Presiden Juventus, Giovanni Cobolli Gigli, mengkritisi kinerja pelatih Maurizio Sarri. Ia merasa di era Sarri, Juve tidak memiiki identitas permainan yang jelas.
Kubu Si Nyonya Tua tampil baik saat berhadapan dengan Inter Milan. Itu terjadi pada ajang Serie A, beberapa bulan lalu. Namun pasukan hitam-putih secara mengejutkan, tumbang di dua final.
Pertama di Piala Super Italia. Cristiano Ronaldo dan rekan-rekan ditaklukkan Lazio, 1-3. Teranyar, Bianconeri kalah di laga puncak Coppa Italia kontra Napoli.
"Apa yang saya keluhkan tentang Sarri, seseorang yang tidak saya kagumi secara personal. Dia mengatakan Juve kalah di final, karena para pemain Napoli mengambil tendangan penalti lebih baik. Dalam pandangan saya, kami kalah karena tim kehilangan determinasi," kata Cobolli Gigli kepada Radio Sportiva, dikutip dari Football Italia, Ahad (21/6).
Ronaldo kehilangan sentuhan terbaik. Sang mantan presiden menilai kehadiran CR7 justru membuat permainan si Nyonya Tua cenderung individu. Di era Massimilino Allegri, eks Real Madrid itu bisa bekerja untuk tim.
Tetapi Sarri belum bisa mengatur kapten tim nasional Portugal, sesuai harapannya. "Butuh pelatih tertentu untuk berurusan dengan pemain bintang," ujar Gigli.
Tokoh 75 tahun itu menilai Sarri sukses menularkan ide-idenya di Napoli. Tetapi situasi berbeda saat ini. Waktu terus berjalan, sekarang saatnya sang juru taktik menunjukkan pembuktian di ajang lain. Menurut Gigli, jika Sarri gagal di Serie A dan Liga Champions, maka kemungkinan besar eks Chelsea itu dipecat Juventus.