REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta otoritas setempat untuk mengurangi pengetesan terkait Covid-19 terhadap warga. Dia menyebut bahwa testing seperti pisau bermata dua yang justru juga dapat memicu peningkatan kasus baru corona.
"Ketika Anda melakukan testing Anda akan menemukan lebih banyak orang dan Anda akan menemukan lebih banyak kasus," kata Donald Trump seperti diwartakan Reuters, Ahad (21/6).
Hal tersebut disampaikan Trump saat melakukan kampanye di Tulsa, Oklahoma, di mana banyak pendukungnya juga tidak mengenakan masker. Trump mengklaim telah melakukan tes terhadap 25 juta warga.
Sementara, kasus positif infeksi Covid-19 di AS saat ini telah mencapai 2.23 juta dari total populasi sekitar 331 juta warga. Tingkat kematian lebih 119.000 orang. Jumlah penderita dan angka kematian itu saat ini masih menjadi yang tertinggi di dunia.
Meski demikian, pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Trump sedang melontarkan guyonan saat mengeluarkan pernyataan mengurangi testing Covid-19. Pejabat itu mengatakan bahwa saat ini AS masih merupakan negara tertinggi penderita Covid-19.
Terkait pandemi Covid-19, Trump juga sempat menyebut virus tersebut dengan menamakannya sebagai 'Kung Flu. Trump juga kembali menyalahkan China atas pandemi Covid-19. Dia menilai bahwa Negeri Tirai Bambu tidak melakukan tindakan penanganan secara tepat sehingga membuat penyakit menyebar ke seluruh dunia.
Trump juga mengklaim bahwa dirinya telah sukses memerangi virus tersebut. Hal itu dilakukan dengan memblokir wisatawan asal China dan Eropa. Dia menilai kalau 'langkah fenomenal' itu telah berhasil menyelamatkan banyak nyawa.