REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Buku yang ditulis John Bolton secara resmi akan rilis pada Selasa (23/6), setelah lolos tinjauan keamanan dan tantangan hukum dari Departemen Kehakiman. Akan tetapi selama akhir pekan, tulisan ini beredar di internet dengan bagian yang diklaim telah dihapus dari edisi buku.
Sebuah PDF dari buku The Room Where It Happened telah muncul di internet. Edisi bajakan dari tulisan mantan penasihat keamanan nasional bajakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, disebar secara gratis dengan memuat materi rahasia yang tidak seharusnya ada.
"Kami bekerja dengan tekun untuk menghapus kasus pelanggaran hak cipta yang jelas-jelas ilegal ini," kata juru bicara Simon & Schuster, Adam Rothberg.
Pembajakan telah lama menjadi perhatian utama di antara penerbit, terutama di era digital. Buku The Room Where It Happened memang telah lama dinanti dengan telah menjadi nomor satu selama berhari-hari dalam daftar buku terlaris Amazon.com dan menjadi sasaran empuk pembajakan. Sebelum dirilis ke masyarakat, beberapa media telah mendapatkan salinan buku itu terlebih dahulu.
Seorang hakim federal memutuskan bahwa Simon & Schuster dapat menerbitkan buku itu, meskipun ada pendapat dari administrasi Trump bahwa itu membahayakan keamanan nasional. The Room Where It Happened awalnya dijadwalkan untuk rilis Maret, tetapi ditunda dua kali karena Gedung Putih meninjau naskah itu.
Tim hukum Bolton mengatakan bahwa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengatasi kekhawatiran Gedung Putih tentang informasi rahasia. Sejak akhir April, Bolton dengan pejabat yang bekerja sama dengannya bahwa naskah itu tidak lagi berisi materi semacam itu.