Senin 22 Jun 2020 10:28 WIB

Uni Eropa dan China Dinginkan Ketegangan dengan KTT Video

Uni Eropa (EU) dan China akan mencari upaya untuk mendinginkan ketegangan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bendera Uni Eropa. Uni Eropa (EU) dan China akan mencari upaya untuk mendinginkan ketegangan lewat KTT. Ilustrasi.
Foto: EPA
Bendera Uni Eropa. Uni Eropa (EU) dan China akan mencari upaya untuk mendinginkan ketegangan lewat KTT. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Uni Eropa (UE) dan China akan mencari upaya untuk mendinginkan ketegangan pada Senin lewat pertemuan puncak/ konferensi tingkat tinggi (KTT). Ini menjadi pembicaraan formal pertama mereka sejak hubungan memburuk karena tuduhan Eropa bahwa Beijing menyebar informasi yang menyesatkan mengenai virus corona baru.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles, eksekutif utama dan ketua UE, akan menyelenggarakan konferensi video dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping.

Baca Juga

"Kami siap bekerja dengan China. Tapi kami juga berharap China melanjutkan tanggung jawabnya sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar," kata pejabat senior yang membantu menyiapkan KTT itu. "Pandemi telah meningkatkan beberapa keprihatinan (UE)," imbuhnya,

Tak ada pernyataan bersama yang diharapkan setelah KTT yang dijadwalkan mulai pada pukul 08.00 GMT. Para pejabat UE mengatakan China berupaya menekan negara-negara UE yang mengkritik penanganannya atas virus corona, menggunakan media sosial untuk menyebarkan laporan palsu mengenai ketidakpedulian Eropa terhadap pasien Covid-19. Beijing menolak melakukan tindakan yang keliru.

Bahkan sebelum pandemi, dua mitra dagang itu punya perbedaan, termasuk mengenai Hong Kong dan pakta investasi yang sedang dirundingkan. UE juga menghadapi tekanan Amerika Serikat untuk mengambil sikap tegas kepada China. UE terjebak di antara dua kekuatan, membutuhkan keduanya dan enggan untuk menjauhi salah satu.

Pemerintah-pemerintah UE mengungkapkan keprihatinan mendalam atas UU keamanan Hong Kong yang kata para aktivis demokrasi, diplomat, dan pengusaha akan membahayakan status semiotonomnya dan perannya sebagai pusat keuangan global.

Parlemen China menanggapi dengan marah pada Sabtu atas satu resolusi oleh majelis UE yang memprotes UU keamanan itu. UE dan China merupakan penanda tangan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015. Brussels ingin memantapkan kerja sama dengan Beijing mengenai kebijakan iklim tapi UE menuduh China karena gagal membuka perekonomiannya meskipun ada persetujuan tahun 2019 untuk melakukan hal itu.

Jerman menunda KTT pemimpin UE dengan Xi pada September, dengan alasan wabah corona, meski para diplomat mengatakan penundaan itu merupakan bagian dari jalan buntu dalam perundingan investasi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement