Senin 22 Jun 2020 12:26 WIB

Pengguna TikTok dan Penggemar K-Pop Sabotase Kampanye Trump

Kampanye Trump di Tulsa, Oklahoma disabotase pengguna TikTok dan fans K-Pop

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Donald Trump dalam kampanye di Tulsa, Oklahoma pada Sabtu (20/6). Tingkat partisipasi kampanye di Oklahoma rendah sehingga Trump marah.
Foto: Albert Halim/EPA
Donald Trump dalam kampanye di Tulsa, Oklahoma pada Sabtu (20/6). Tingkat partisipasi kampanye di Oklahoma rendah sehingga Trump marah.

REPUBLIKA.CO.ID, TULSA - Pengguna TikTok dan penggemar K-Pop menyabotase kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Tulsa, Oklahoma. Mereka menyabotase dengan cara memesan tiket fiktif dan tak hadir. Pengguna di berbagai platform media sosial mengakui di videonya bahwa mereka menyelesaikan pendaftaran ikut kampanye Trump tanpa niat untuk hadir.

Sebelum kampanye, manajer kampanye Trump, Brad Parscale, mengatakan telah ada lebih dari satu juta permintaan tiket untuk acara tersebut. Namun hasilnya, ribuan tempat duduk untuk acara tersebut kosong dan Wakil Presiden Mike Pence membatalkan pidatonya di hadapan kerumunan yang tidak terwujud.

Baca Juga

Penasihat kampanye Trump melihat kampanye itu sebagai cara untuk meremajakan basisnya dan menunjukkan dukungan bagi para pemuda. Seperti serangkaian survei yang menyatakan dia mengikuti lawannya dari Partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden.

Oklahoma melaporkan peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Departemen kesehatan negara bagian pun telah memperingatkan mereka yang berencana menghadiri acara tersebut bahwa mereka menghadapi peningkatan risiko terkena virus.

Sabotase berawal dari cicitan Trump yang mendesak orang untuk mendaftar secara daring dengan ponsel mereka untuk mendapatkan tiket gratis. Tim kampanye Trump juga mengatakan kampanye itu adalah first-come-first-serve dan tidak ada yang mengeluarkan tiket aktual.

"Kaum kiri selalu membodohi diri mereka dengan berpikir bahwa mereka pintar. Mendaftar untuk ikut kampanye hanya berarti Anda sudah RSVP dengan nomor ponsel," kata juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh, dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Reuters dikutip Aljazirah, Senin.

"Tapi kami berterima kasih pada mereka untuk informasi kontak mereka," katanya menambahkan.

Namun demikian, sepinya arena kampanye disalahkan tim kampanye pada demonstran yang menciptakan suasana bermusuhan dan menghalangi para pendukung untuk masuk ke arena. Ajudan kampanye Senior Trump, Mercedes Schlapp, mengatakan kepada Fox News bahwa para hadirin tidak dapat masuk ke BOK Center.

"Ada beberapa faktor yang terlibat, seperti mereka mengkhawatirkan para pemrotes yang datang. Ada pemrotes yang memblokir (peserta)," kata Schlapp.

"Jadi kami melihat bahwa ada dampak dalam hal orang yang datang ke kampanye Trump di BOK Center," imbuhnya.

Schlapp mengatakan ada keluarga yang tidak ingin membawa dan tidak bisa membawa anak-anak mereka karena kekhawatiran para pengunjuk rasa. Sebab terdapat beberapa pertandingan dan bentrokan di luar acara antara sekitar 30 demonstran Black Lives Matter dan beberapa pendukung Trump yang menunggu untuk masuk.

Namun wartawan di lapangan mengatakan mereka tidak melihat masalah bagi orang yang mencoba masuk. Perwakilan Alexandria Ocasio-Cortez, seorang Demokrat, menanggapi Parscale yang menyalahkan media karena mengecilkan peserta dan mengutip perilaku buruk oleh demonstran di luar.

"Sebenarnya kamu baru saja diguncang oleh remaja di TikTok yang membanjiri kampanye Trump dengan pemesanan tiket palsu dan menipu kamu untuk mempercayai sejuta orang menginginkan mic terbuka supremasi putihmu cukup untuk mengemas arena selama Covid," cicitnya. "Sekutu K-Pop, kami melihat dan menghargai kontribusi Anda dalam perjuangan untuk keadilan juga," jelasnya menambahkan.

Salah satu pengguna TikTok juga turut berkomentar. "Ketika seluruh keluarga Anda mendaftar 10 tiket gratis untuk unjuk rasa Trump di Tulsa mengetahui sepenuhnya kursi-kursi itu akan kosong karena kami tinggal di Georgia dan juga tidak rasis. Itu epik," katanya.

Pengguna TikTok, Mary Jo Laupp, yang menggunakan tagar #TikTokGrandma, dilaporkan memimpin tuduhan ketika dia mengunggah video pekan lalu mendesak orang untuk memesan tiket tanpa hadir. Video ini disukai lebih dari 700 ribu akun.

Trump mengesampingkan kritik atas keputusannya untuk mengadakan kampanye di Tulsa, tempat pecahnya kekerasan rasis paling berdarah di negara itu terhadap warga kulit hitam Amerika sekitar 100 tahun yang lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement