Senin 22 Jun 2020 17:42 WIB

Harga Garam Rendah, Semangat Petambak Menurun

Harga garam petambak Rp 450-Rp 600 per kg, di bawah harga normal Rp 800 per kg.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja memanen garam di desa Santing, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi). Memasuki musim produksi garam 2020, semangat petambak untuk kembali menggarap lahannya menurun akibat rendahnya harga garam sepanjang 2019 hingga pertengahan 2020 ini.
Pekerja memanen garam di desa Santing, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi). Memasuki musim produksi garam 2020, semangat petambak untuk kembali menggarap lahannya menurun akibat rendahnya harga garam sepanjang 2019 hingga pertengahan 2020 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki musim produksi garam 2020, semangat petambak untuk kembali menggarap lahannya menurun. Hal itu akibat rendahnya harga garam sepanjang 2019 hingga pertengahan 2020 ini.

Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jawa Barat, M Taufik, menyebutkan, luas lahan tambak garam di Jawa Barat ada sekitar 5.500 hektare. Dari luas lahan itu, hanya satu dua petambak yang sudah mulai kembali menggarap lahannya.

Baca Juga

Taufik mengatakan, hal tersebut karena petambak dan para pekerja tambak beberapa waktu terakhir disibukkan dengan panen padi. Selain itu, semangat petambak untuk menggarap tambak garam mereka juga menurun drastis.      

"Penyebabnya ya karena harga garam yang rendah," Taufik saat dihubungi Republika, Senin (22/6). Taufik menyebutkan, pada 2019, harga garam di tingkat petambak di kisaran Rp 150 hingga Rp 200 per kg. Harga tersebut sangat merugikan petambak.