Senin 22 Jun 2020 17:54 WIB

Lagi-Lagi, Kualitas Hambat Serapan Garam Petambak

Pemerintah memberi bantuan geomembran tanpa memberi tahu petambak cara menggunakannya

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memanen garam di lahan garam desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi). Kualitas garam yang rendah membuat konsumen enggan membeli garam petambak.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani memanen garam di lahan garam desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi). Kualitas garam yang rendah membuat konsumen enggan membeli garam petambak.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Selain harga garam yang rendah, garam milik petambak di Jawa Barat juga tidak terserap akibat kualitas. Kualitas garam yang cukup rendah tak memenuhi kriteria konsumen.

Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jawa Barat, M Taufik mengatakan, konsumen tidak mau membeli garam petambak karena garam yang dihasilkan petambak tidak memenuhi spesifikasi yang konsumen inginkan. Ia mengakui, untuk memperbaiki kualitas garam petambak, pemerintah sebenarnya telah memberikan bantuan geomembran beberapa tahun lalu.

Dengan menggunakan geomembran, garam yang dihasilkan bisa putih, bersih, dan berkualitas tinggi. Namun sayang, pemberian bantuan tersebut tidak disertai dengan sosialisasi kepada petambak mengenai manfaat maupun bimbingan teknis penggunaanya.

"Akibatnya, petambak jadi tidak paham manfaat dan cara menggunakannya," kata Taufik saat dihubungi Republika, Senin (22/6).