REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Selain harga garam yang rendah, garam milik petambak di Jawa Barat juga tidak terserap akibat kualitas. Kualitas garam yang cukup rendah tak memenuhi kriteria konsumen.
Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jawa Barat, M Taufik mengatakan, konsumen tidak mau membeli garam petambak karena garam yang dihasilkan petambak tidak memenuhi spesifikasi yang konsumen inginkan. Ia mengakui, untuk memperbaiki kualitas garam petambak, pemerintah sebenarnya telah memberikan bantuan geomembran beberapa tahun lalu.
Dengan menggunakan geomembran, garam yang dihasilkan bisa putih, bersih, dan berkualitas tinggi. Namun sayang, pemberian bantuan tersebut tidak disertai dengan sosialisasi kepada petambak mengenai manfaat maupun bimbingan teknis penggunaanya.
"Akibatnya, petambak jadi tidak paham manfaat dan cara menggunakannya," kata Taufik saat dihubungi Republika, Senin (22/6).