Senin 22 Jun 2020 21:26 WIB

Belajar dari Masjid yang Menjadi Pusat Peradaban

Masjid seharusnya dijadikan sebagai pusat dakwah, pusat pendidikan, dan pusat ekonomi

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta, Dr  KH  Didi Supandi.
Foto: Dok MUI
Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta, Dr KH Didi Supandi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masjid adalah tempat melaksanakan ibadah dan berbagai kegiatan keagamaan. Tapi umat Islam di Indonesia perlu juga belajar dari masjid-masjid yang berperan besar menjadi pusat peradaban.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, KH Didi Supandi mencontohkan Masjid Nabawi, Masjidil Haram, Masjid Andalusia dan Masjid Al-Azhar di Mesir yang menjadi pusat peradaban. Contoh-contoh peran masjid itu dibawa oleh para pendakwah Islam yang masuk ke Indonesia, yang dikenal sebagai wali songo.

"Jika kita memperhatikan Masjid Al-Azhar, ia bukan saja sebagai pusat kegiatan ibadah mahdhah yang dalam arti sempit saja atau dakwah, tapi masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan keumatan secara menyeluruh dan komprehensif," kata KH Didi saat Webinar bertema 'Hut Kota Jakarta ke-493 dan Pembangunan Peradaban Islam' yang diselenggarakan LSN DKI Jakarta dan HATAM didukung oleh Republika, Senin (22/6).

Ia menjelaskan, Masjid Al-Azhar yang sudah berusia seribu tahun, sampai hari ini menjadi mercusuar peradaban Islam. Dalam sejarah diceritakan bahwa Baghdad diserang pasukan Mongol. Saat itu banyak kitab-kitab dan ilmu pengetahuan serta buku-buku Islam yang sangat berharga dibakar. Masjid dan Universitas Al-Azhar menjadi penyelamat khazanah dari warisan ilmu pengetahuan Islam yang ada di sana.