REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nurmansyah, S.Hum, Center of Excellent Manager Rumah Zakat Action
Sejak merebaknya pandemi corona, begitu banyak perubahan-perubahan yang terjadi di segala sisi kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Sejak dahulunya pola sekolah selalu duduk di bangku sekolah sambil mencermati guru dalam menjelaskan pelajaran demi pelajaran.
Pola jam belajar mulai dari pukul 08.00, ada juga yang dimulai dari pukul 07.30 hingga pukul 13.00. Ada juga yang dimulai dari pukul 13.00 hingga pukul 17.00, begitu seterusnya selama bertahun-tahun. Dengan adanya pandemi ini, pola yang sudah terbentuk terpaksa berubah mengikuti protokol atau kepatuhan yang dibuat oleh pemerintah.
Tentunya hal ini bertujuan untuk menghambat atau mencegah tersebar luasnya virus corona. Alhasil, peserta didik diarahkan oleh gurunya untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, dibimbing oleh orang tuanya di rumah, bahkan tidak jarang orang tua menjadi dominan dalam penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru.
Banyak keluhan yang terjadi baik dari segi orang tua di rumah maupun dari guru untuk memonitoring tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didiknya, karena pola yang berubah begitu cepat. Tidak sampai disana keluhan lainnya mulai datang bermunculan, antara lain jaringan telekomunikasi yang susah, atau alatnya yang kurang mendukung.
Kemudian ditambah lagi dengan hilangnya fokus peserta didik dengan kondisi ini dalam kurun waktu yang cukup lama. Mereka mengalami kebosanan. Namun, tidak sedikit juga sekolah yang berinovasi dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Sehingga anak dan orangtua di rumah terbiasa dengan google. Cukup mengetikan keyword apa yang dibutuhkan, maka akan tampil ribuan bahan bacaan yang tersedia di hadapan mereka.
Orang tua yang dahulunya hanya akrab dengan marketplace dan social media lainnya, kini mulai terbuka dengan google yang tahu banyak hal. Anak-anak yang awalnya terbiasa dengan aneka games di gadget atau menjadi Youtuber (penikmat youtube, bukan content maker), kini wawasan mereka terbuka dengan adanya google.
Seperti apa yang disampaikan oleh Dr. Fasli Jalal, rektor Universitas Yarsi dalam International Webinar yang diselenggarakan oleh Minang USA tadi Ahad (21/6) pagi, bahwa pola pikir insan pendidikan telah berubah, belajar tatap muka ditiadakan dan membawa ke mindset baru, karena hari ini guru ataupun dosen bukan lagi sumber tunggal pembelajaran, melainkan sebagai fasilitator.
Bahkan saat ini tidak ada lagi kata-kata, mohon perhatikan ke depan dan sebagainya. Namun dibalik itu semua, peserta didik tentu lebih diminta tentang implementasi dari sebuah tanggung jawab dan haus akan wawasan demi upgrading diri mereka.
Untuk para orang tua di rumah tentunya ini menjadi sebuah kesempatan dalam mencetak generasi tangguh di masa depan. Karena orang tua adalah madrasah bagi anak-anaknya.