REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sebanyak 55 petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin di Kota Banda Aceh telah dilakukan rapid test atau tes cepat terkait adanya seorang pasien positif Covid-19 yang meninggal. Hasil tes menunjukkan tidak ada petugas medis yang tertular.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, Endang Mutiawati mengatakan petugas medis yang tes cepat antigen itu merupakan mereka yang berkontak jarak dekat dengan Suk (63 tahun) pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Dia menjelaskan, tes cepat antingen bertujuan mendeteksi antigen virus, melalu sampel usap (swab) hidung dan tenggorokan. Berbeda dengan tes cepat antibodi yang selama ini kerap dilakukan, hanya sebatas mengambil sampel darah.
"Selama ini rapid test antibodi, sampel darah. Ini (rapid tes antigen) diswab juga dari hidung dan tenggorokan," katanya, Selasa (23/6).
Menurut Endang, petugas medis yang melakukan tes cepat antigen tersebut terdiri dari keluarga perawat, dan para dokter dalam program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anastesi dan Pulmo. Kemudian, juga perawat dan cleaning service yang bertugas di ruang respiratory intensive care unit (RICU) RSUD Zainoel Abidin, tenaga instalasi jenazah, bahkan ustadz yang menyalatkan jenazah Suk, pasien Covid-19.
Seperti diketahui, empat petugas medis yang bertugas di RICU RSUD Zainoel Abidin positif terpapar Covid-19. Mereka diduga tertular dari Suk, warga asal Brandan Barat, Sumatra Utara yang berkunjung ke rumah anaknya di Aceh Besar.
"Kasus baru bertambah 10 orang sehingga akumulasi kasus Covid-19 di Aceh menjadi 49 orang, dan sudah terjadi penularan lokal dari klaster baru di Aceh Besar," kata Juru bicara Covid-19 Saifullah Abdulgani di Kota Banda Aceh.