Selasa 23 Jun 2020 12:36 WIB

Ini Empat Prinsip Konseling Menurut Alquran

Konselor atau seorang atasan harus mengetahui cara membuat pegawai lain nyaman. 

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus Yulianto
 Konsultan, Trainer, dan Founder SET (Smart, Empowerment, Technique), Mohamad Soleh.
Foto: ist
Konsultan, Trainer, dan Founder SET (Smart, Empowerment, Technique), Mohamad Soleh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan, Trainer, dan Founder SET (Smart, Empowerment, Technique), Mohamad Soleh memaparkan, empat prinsip coaching dan counselling menurut Alquran. Dia menggunakan surah Al-Jumu'ah ayat 2 dan Al Imran ayat 164 sebagai referensi cara efektif dalam proses pembelajaran dan pembinaan kepada orang lain.

"Saya pelajari surat Al-Jumu'ah ayat 2 dan dan Al Imran ayat 164, ternyata ada kalimat yang sama ketika ketika nabi diminta untuk membina umatnya," ujar Soleh dalam webinar nasional 'coaching and counselling berbasis SET' yang digelar PPSDM Kemendagri Regional Bandung, Senin (22/6).

Dia menyebutkan, prinsip pertama dalam mengajarkan orang lain adalah membacakan, asal kata iqra. "Konselor yang baik seharusnya dapat menjelaskan sesuatu dengan efektif," ujarnya.

Prinsip kedua, konselor maupun orang-orang yang diajarkan dapat terlebih dahulu menyucikan jiwa dengan membersihkan masalah-masalah psikologis maupun penyakit hati. Sebab, kata Soleh, ketika seseorang dalam kondisi cemas, stres, atau tertekan, reticular activating system -bagian dari otak yang bisa menggerakkan semangat atau motivasi untuk melakukan sesuatu- tak berfungsi optimal.

"Kalau RAS tertutup sehingga dia nggak bisa masuk. Kalau bapak/ibu tidak suka dengan trainernya, suara atau dengan atasan Anda, mereka ngomong apa pun enggak suka, enggak ada yang masuk dalam pikiran terdalam," kata Soleh.

Menurut dia, atasan yang seharusnya menjadi konselor dan bawahan yang akan dibina dapat menyelesaikan masalah pribadi masing-masing. Sehingga, ketika seseorang rileks, percaya kepada orang lain, maka RAS tersebut akan terbuka dan menerima masukan dan bisa menggerakkan semangat atau motivasi.

Soleh melanjutkan, prinsip ketiga adalah mengajarkan atau mendidik dengan cara memberikan pedoman tertulis seperti Alquran. Daripada ceramah panjang lebar, atasan dapat memberikan pekerjaan disertai standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dengan pengarahan yang efektif.

Prinsip yang keempat yakni hikmah, konselor mendapatkan pemahaman melalui teladan rasulullah atau as-sunnah. Konselor atau seorang atasan harus mengetahui cara membuat pegawai lain nyaman untuk mendengarkan segala pengarahan dan penjelasan.

Selain itu, dia melanjutkan, ada tiga tahapan penting dalam konseling. Pertama, memahami, menciptakan suasana, menggali, dan menemukan masalah. Klien diarahkan memperjelas masalahnya sendiri.

Kedua, menantang, mengidentifikasi alternatif solusi. Klien diarahkan mendaftar alternatif solusi sendiri.

Ketiga, sumber daya, membuat rencana tindak lanjut, memonitor tindakan dan dampaknya. Klien diarahkan untuk membuat komitmen tindakan sendiri.

"Jika ada pertemuan cocok itu suami istrinya ikut. Biasanya sumber masalah itu ya dari pasangannya, biasanya dari keluarganya, ataupun sumber solusinya dari pasangannya," kata Soleh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement