REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengomentari pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut virus corona dengan istilah "kung flu". Beijing menegaskan, komunitas internasional telah menentang istilah atau sebutan demikian yang bertujuan menyudutkan pihak-pihak tertentu.
"WHO dan komunitas internasional secara tegas menentang untuk menghubungkan virus dengan negara dan wilayah tertentu serta stigmatisasi. China dengan tegas menentang pernyataan apa pun yang menggunakan isu asal virus untuk menstigmatisasi orang lain," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina, Zhao Lijian, pada Senin (22/6), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Menurut Zhao, masyarakat AS mengkritik penggunaan istilah-istilah semacam itu. "Kami telah mencatat, banyak orang berwawasan luas di AS secara terbuka mengecam penggunaan epidemi untuk menstigmatisasi orang lain dan membuat pernyataan rasialis," ujarnya.
Saat menghadiri kampanye pilpres di Tulsa, Oklahoma, akhir pekan lalu, Trump kembali membuat komentar tentang pandemi Covid-19. Pada momen itu dia menyebut virus corona dengan istilah "kung flu". Trump mengatakan, virus corona adalah penyakit yang memiliki banyak nama dalam sejarah.
"Saya bisa beri nama 'kung flu'. Saya dapat memberi 19 versi nama yang berbeda. Banyak yang menyebutnya virus, banyak menyebutnya flu, apa bedanya?" kata Trump. Sebelumnya, Trump sempat menuai kritik karena menyebut virus corona dengan istilah "virus China".