Selasa 23 Jun 2020 13:37 WIB

China dan India Pertahankan Klaim Atas Wilayah Perbatasan

Pertemuan komandan pasukan China dan India tidak menghasilkan kesepakatan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Seorang prajurit paramiliter India berjaga pada pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Seorang prajurit paramiliter India berjaga pada pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- - Sumber dari tentara India mengatakan, India dan China telah menyelesaikan pertemuan di tingkat komandan pasukan, Senin (22/6) waktu setempat. Pertemuan tersebut dikatakan tidak banyak berubah dalam sikap kedua belah pihak tentang klaim teritorial yang saling bertentangan di tengah eskalasi baru-baru ini di perbatasan.

"Pertemuan tingkat Komandan Korps antara India dan China berakhir setelah 11 jam. China bersikeras tentang penarikan pasukan dari Lembah Galwan dan kawasan Finger 4. India juga tetap teguh dalam permintaannya bahwa China harus kembali ke posisi sebelum Mei 2020. Sisi India juga menuntut agar China harus menghentikan penumpukan pasukan di sepanjang garis perbatasan atau disebut Line of Actual Control (LAC) dan menetapkan waktu untuk penarikan pasukan," kata sumber itu dikutip laman Sputnik, Selasa (23/6).

Baca Juga

Pertemuan dimulai pada hari sebelumnya dengan fokus pada konfrontasi mematikan yang terjadi antara pasukan India dan China di Lembah Galwan, wilayah Ladakh India yang berbatasan dengan wilayah Aksai Chin di China. Bentrokan itu menewaskan 20 prajurit India dan lebih dari seratus lainnya cedera. Sementara, Beijing belum mengkonfirmasi jumlah korban di pihaknya, media telah mengklaim bahwa puluhan tentara China juga terbunuh.

Sejak perang 1962 antara India dan China, keduanya tidak memiliki batas yang jelas di Himalaya. Sebagai akibatnya, sejak saat itu daerah tersebut sering jadi lokasi pertikaian antara militer kedua belah pihak.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan pada sebuah pengarahan di Beijing, Senin, bahwa kedua pihak dalam komunikasi melalui saluran diplomatik dan militer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement